Gudeg.net- Bum... bum... Suara meriam memekakkan telinga ratusan warga yang sedang berkumpul di tepian jalan dan tidak sedikit dari mereka merasa kaget, namun ada juga yang meminta meriam diletuskan lagi.
Kejadian itu merupakan sebuah bagian dari aksi Kirab Bergodo Festival Budaya Kotagede di Jalan Tegalgendu Kotagede, Jum’at (22/11).
Meriam tersebut adalah replika dari Meriam Poncowulo yang merupakan hasil karya dari warga Kampung Gedongan Kelurahan Purbayan Kotagede.
Koordinator Kampung Gedongan Sugeng mengatakan, ide untuk membuat replika meriam berasal dari cerita perjuangan Adipati Tegal yang pernah berada di Kotagede.
“Meriam kami tampilkan untuk memeriahkan kirab budaya Kotagede yang bertemakan penyerangan VOC ke Batavia,” ujar Sugeng.
Sugeng menjelaskan, senjata meriam milik Kotagede ini pertama kali di bawa oleh Adipati Tegal untuk menumpas VOC saat mempertahankan wilayah Batavia atas perintah Sultan Agung. Adipati Tegal pun memperoleh kemenangan dalam pertempuran.
“Kebanyakan warga tidak mengerti bahwa Kotagede pernah memiliki senjata meriam yang cukup ampuh ini, itulah alasan mengapa kami membuat meriam ini,” jelasnya.
Proses pembuatannya membutuhkan waktu kurang lebih sekitar satu minggu dengan menggunakan bahan bambu dan kertas. Rakitan bambu dibuat menyesuaikan bentuk aslinya dan ditambah dengan peluncur peluru pada bagian depan.
“Ini semua adalah hasil kreativitas seluruh warga Gedongan, yang saling bergotong royong demi memeriahkan festival Kota Perak kami ini,” tutur Inisiator Meriam Poncowulo itu.
Selain itu terdapat juga sejumlah pasukan Bregodo dari beberapa wilayah yang berada di Kotagede seperti Bregodo Keris dan Cincin, Bregodo Hasil Bumi dan lainnya.
Ketua Koordinator Festival Budaya Kotagede 2019 Dadik Rahmanto mengungkapkan, event festival ini bertujuan untuk menggali potensi dari masyarakat setempat.
“Kotagede penyimpan banyak potensi sebagai salah satu daerah bersejarah di Yogyakarta dan ini yang ingin kami tampilkan,” ungkap Dadik.
Dadik melanjutkan, potensi yang dimiliki Kotagede di antaranya kebudayaan, kerajinan, kuliner, dan yang terpenting ialah warisan budayanya.
Kegiatannya sendiri terbagai atas beberapa agenda di antaranya pentas seni parade gamelan, bazar potensi daerah, dan pentas seni budaya.
Festival yang mengangkat tema Kejayaan Mataram ini berakhir pada tanggal 23 November 2019. Festival berlangsung di Rumah Kalang Kotagede dan Situs Watu Gilang.
Kirim Komentar