Hari ini umat Hindu melaksanakan puncak upacara Hari Raya Nyepi berupa Berata Penyepian dalam bentuk tidak menyalakan api (amati geni), tidak bekerja (amati karya), tidak bepergian (amati lelungan) dan tidak mendengarkan atau menikmati hiburan (amati lelanguan).Berikut beberapa foto yang disusun khusus untuk memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1934.
![](/images/upload/20120323_tawur6.jpg)
![](/images/upload/20120323_tawur6.jpg)
Umat Hindu saat akan melakukan Prosesi Upacara Tawur Agung, mereka telah berbondong-bondong sejak pagi hari memadati Pelataran Wisnu Candi Prambanan.
![](/images/upload/20120323_tawur20.jpg)
![](/images/upload/20120323_tawur20.jpg)
Prosesi penyambutan Menteri Agama Republik Indonesia, H. Suryadharma Ali oleh para Penari Gambyong Pari Anom. Selanjutnya dibuka dengan penampilan Tari Topeng Khas Pulau Dewata.
![](/images/upload/20120323_tawur15.jpg)
![](/images/upload/20120323_tawur15.jpg)
Penampilan Tari Pramada & Barong oleh Mahasiswa Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar yang menarik perhatian pengunjung.
![](/images/upload/20120323_tawur18.jpg)
![](/images/upload/20120323_tawur18.jpg)
Pemercikan Tirta oleh Pedande kepada para umat Hindu yang selanjutnya dilakukan prosesi doa bersama. Penjagaan ketat dilakukan oleh tim keamanan Jaga Baya untuk menjaga kekhidmatan.
![](/images/upload/20120323_tawur22.jpg)
![](/images/upload/20120323_tawur22.jpg)
Kegiatan Tawur Agung diakhiri dengan pertunjukan tiga Ogoh-ogoh yang dimaknakan sebagai lambang sifat-sifat negatif yang harus dilebur agar tidak menggangu kehidupan manusia.
Kirim Komentar