
Pardiman Djojonegoro dan Acapella Mataraman kemarin melakukan workshop di SMA Bopkri Dua (Boda), Jl. Jend Soedirman Yogyakarta disalah satu aula sekolah tersebut. Acara ini merupakan gelaran yang bertujuan untuk melatih siswa dan siswi SMA Boda untuk berseni kreasi khususnya dalam ranah budaya.
"Generasi muda merupakan objek positif untuk diperkenalkan budaya itu seperti apa,
contohnya ya acapella mataraman ini," jelas Pardiman saat ditemui rekan media baru-baru ini. Ia optimis bila sejak dini para
anak muda ini dikenalkan ragam budaya, otomatis hati dan jiwanya akan terolah.
Ia sedikit menyesalkan bila anak-anak muda ini energinya terbuang percuma lantaran banyak
yang suka tawuran. Ia mengaku sangat prihatin akan terjadinya degradasi moral khususnya dikalangan pelajar. "Oleh karena itu,
pengenalan budaya itu sangat penting, seseorang tidak akan bisa berkembang secara utuh bila tidak mengenal budayanya
sendiri," tambahnya.
Pada kesempatan ini, sebagai seorang seniman, Pardiman Djojonegoro mengenalkan Acapella
gaya Mataraman kepada siswa-siswi Boda. Ia melatih cara membuat lirik secara spontanitas bareng dengan membuat iringan musik
hanya bermodalkan mulut.
"Seru banget ternyata bisa mendapatkan wawasan baru mengenai Acapella gaya Mataraman ini,"
jelas Rizal Firmanda, siswa kelas 11 IPA 2 ini menceritakan pada Tim gudegnet.
Ia mengaku bahwa lagu dan musik ternyata bisa diciptakan hanya dengan mulut saja. "Bisa
jadi sebuah instrumen yang bagus, kalau sekolah tahun depan ada ekstrakulikuler seperti ini, Kami sangat berminat, semoga
dapat persetujuan ada ekskul acapella ini," tambah Rizal semangat.
Ia beserta ke-49 teman lain sengaja mengikuti workshop acapella ini dalam rangka unutk
mengisi tutup tahun SMA Boda yang diselenggarakan dalam rangka melepas kakak kelas. Ia berharap pengenalan seni budaya di
sekolahnya tidak sebatas hanya pada acara tertentu saja, melainkan bisa ada kelanjutan.
Kirim Komentar