![](/images/upload/20120608_NirwanDewanto.jpg)
Menjadi tokoh Soegija merupakan sebuah ujian bagi Nirwan Dewanto (48) karena latar belakangnya yang berasal dari sastra tidak ada hubungannya dengan dunia film. Ia harus rela keluar dari comfort zone dan bercengkrama dengan dunia seni peran yang dulu tidak pernah Ia bayangkan.
Film Soegija yang disutradarai oleh Garin Nugroho ini serentak diputar diseluruh bioskop di
Indonesia pada 7 Juni kemarin. Sebagai ajang start up, baik Nirwan maupun Garin kemarin mengajak serta tamu undangan
diantaranya Gubernur DIY Sri Sultan HB X, budayawan dan sosiolog untuk melihat bersama dalam premier yang dilangsungkan di 21
Plasa Ambarrukmo Yogyakarta.
Antusiasme masyarakat Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya sepertinya terpancar saat
mereka mengantri untuk mendapatkan tiket. Pemirsa saat ini sedang mengalami degradasi akan film hasil produksi anak negeri
yang tidak berkualitas. Atas jawaban itu semua, Film Soegija merupakan sebuah alternatif tontonan untuk mengingatkan lagi
pada generasi muda akan pentingnya nasionalasime.
![](/images/upload/20120608_garin.jpg)
![](/images/upload/20120608_garin.jpg)
Ditemui Tim Gudegnet saat premier Film Soegija, Nirwan Dewanto merasa sangat bangga bisa
berkolaborasi dengan bakat-bakat terbaik dalam film ini. "Tokoh Soegija kan unik ya, dari latar belakang sejarah yang
merupakan orang Jawa pertama sebagai uskup serta peran beliau dalam kemerdekaan unutk kepentingan bangsa ini," ungkap Nirwan.
Proses adaptasi dalam memerankan tokoh Soegija ini, diakui Nirwan membutuhkan proses yang
tidak mudah. Ia membaca literatur, mempelajari dokumentasi foto serta berdiskusi langsung dengan Romo G. Budi Subanar, SJ.
selaku Penulis Buku Soegija. "fakta sejarah baik itu yang ada disekitar beliau, menggali mood dan sifat yang ditumbuhkan oleh
golongan biarawan pada saat itu juga menjadi acuan," tambah laki-laki kelahiran Surabaya 28 September tersebut.
Film yang merupakan gabungan fakta sejarah serta fiksi dari penokohan seperti Mariem (Anisa
Hertami), Lantip (Rukman Rosadi), Mama Ling-ling (Olga Lidya), Pak Mo (Hengki Solaiman) dan Tugimin (Butet Kertaradjasa) ini
menghidupkan tokoh Soegija sebagai seorang intelektual, rohaniwan dan seorang pejuang kemerdekaan.
Kirim Komentar