Kesehatan

Kualitas Udara Buruk, ISPA Meningkat

Oleh : Budi W / Senin, 00 0000 00:00
Kualitas Udara Buruk, ISPA Meningkat



Kualitas udara paska meletusnya Kelud belum menunjukkan perbaikan. Kondisi ini disebabkan karena curah hujan mengalami intensitas penurunan. Demikian informasi tersebut disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG, Tony Agus Wijaya (21/02). Puncak curah hujan sendiri sebenarnya telah terjadi Januari lalu dengan intensitas yang tinggi. Memasuki Februari hingga April 2014, curah hujan tidak akan mengalami kenaikan.

"Keadaan cuaca sementara ini hujan masih ringan, dari citra setelit yang ada, menunjukkan adanya potensi pertumbuhan awan hujan kearah barat dan utara," paparnya.

Dengan demikian, wajiblah bila Anda yang selalu berada diluar ruangan tetap waspada akan bahaya debu vulkanik yang terus mengancam kesehatan kita. Menurut Kepada Dinas Kesehatan Propinsi DIY, dr Arida Oetami, M.Kes, disadari bahwa tingkat kualitas udara yang buruk ini berdampak pada meningkatnya infeksi saluran pernapasan serta problem kesehatan lain termasuk kecelakaan.

"Hingga berita ini diturunkan, tercatat 1325 orang menderita ISPA, 44 laka lantas karena abu vulkanik, 155 terkena radang tenggorokan dan 165 orang terkena gangguan mata, data ini bisa saja mengalami peningkatan," jelasnya.

Agar hal tersebut tidak terjadi, disarankan Arida agar selalu membekali diri dengan masker, sapu tangan, kacamata, dan pakaian yang dapat menghalangi masuknya debu ke organ tubuh.

Akibat debu vulkanik inilah membuat suhu udara di Yogyakarta mengalami peningkatan cukup tajam. Rata-rata harian semula hanya 26-28 derajat celsius, saat ini naik menjadi 32-36 derajat celcius terutama pada pagi hingga siang hari. perubahan ini berdampak pula ada kelembapan udara yang kemudian menajdi semakin kering mencapai 40-60 % dari kondisi normal antara 70-80%.

Hasil pengujian yang dilakukan Laboratorium Hidrometeorologi & Kualitas Udara Fakultas Geografi UGM ini selanjutnya menjadi pegangan agar masyarakat tetap waspada terhadap kualitas udara di Yogyakarta. Pengendalian dapat dilakukan melalui aktivitas penyemprotan secara menyeluruh, serentak serta berkesinambungan agar tidak membahayakan kesehatan. 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM



    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini