Sebuah sepeda biru muda menarik perhatian penggiat sepeda di Alun-Alun Utara, Yogyakarta. Bentuknya memang berbeda dari sepeda lainnya. Sepeda kargo - begitu beberapa orang menyebutnya. Ini seperti sepeda yang dikombinasikan dengan bak terbuka pada mobil niaga. Selain tidak memiliki stang di atas roda depan, kendaraan non mesin ini memiliki "keranjang" di bagian tengahnya.
Ukurannya pun lebih panjang dari sepeda "normal" lainnya. Konstruksinya juga berbeda. Ada besi penghubung antara stang dengan roda. Besi ini fungsinya seperti "lengan" yang menggerakkan roda depan.
Menurut Theo Hendra Aditia, pengendaranya, mengatakan keranjang itu berfungsi membawa tabung elpiji "melon" ukuran 3 kg. "Paling banyak 6 tabung," katanya.
Theo mengatakan sepeda milik Yanuar Rahmad Santoso itu dibuat selama seminggu. "Biayanya sekitar 3 juta-an," katanya.
Menurut beberapa sumber, sepeda kargo (cargo bike) berasal dari kota Copenhagen, Denmark. Dulu, pada jaman raja Christian X, sepeda ini berguna untuk mengantarkan surat. Bedanya dengan milik Yanuar, sepeda "bak terbuka" di Copenhagen memiliki dua roda di bawah bak.
Sore itu Theo tak membawa surat, tapi alat tulis. Fungsinya untuk mencatat nama-nama "caleg nakal" yang menempelkan foto diri di pepohonan.
Editor: Albertus Indratno
Sumber: www.copenhagenize.com
Kirim Komentar