Seperti sebuah kasus yang terbuka lebar, kekerasan seksual di Jakarta International School menjadi perhatian sekaligus simpati Psikolog Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi, Psi. Menurutnya, kejadian itu termasuk peristiwa yang dapat menjadi pematik, kekerasan dapat terjadi dimana saja termasuk sekolah internasional.
"Penting adanya sinergitas sistem dalam pendidikan seksual, baik yang diterapkan ditingkat lembaga pendidikan, keluarga dan pemerintah, pendidikan seks ini harus dimulai dari kapan," terangnya.
Ia menyebut, usia dini perlu mendapat pendidikan seks dengan cara yang mudah dipahami anak-anak. Ketika anak sudah dapat berkomunikasi dengan orang tua, saat itulah pendidikan pengetahuan tentang seks dapat dijelaskan sacara ilmiah. "beri penjelasan sesuai usia, 0-3 tahun misalnya, ajari anak untuk memiliki rasa malu, menutupi bagian pribadi dan lain sebagainya," tukasnya.
Memang, dijaman modern ini orang tua tidak secara serta merta dapat mengawasi anak. Teknologi menjadi jendela yang cukup kuat bagi anak untuk mengakses segala hal. Oleh sebab itu, Nurul memberikan masukan pada orang tua untuk berhati-hati mengawasi anak dalam penggunakan alat komunikasi dan pengawasan kala menonton televisi.
Sementara itu, guru, staf dan pegawai outsource menjadi orang yang selalu menjadi perhatian anak. Sehingga, perilaku perilaku orang dewasa dilingkungan ini wajib dijaga. "Anak itu mudah lo mengimitasi apa yang mereka lihat, sehingga orang yang ada dilingkungan itu wajib menjadi pendidik yang baik," terangnya.
Ia berharap dengan adanya kejadian buruk ini, dapat menggugah semua pihak untuk duduk bersama mencari solusi terbaik agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Kirim Komentar