Tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Gadjah Mada memperkenalkan sistem informasi dan prediksi bencana yang bertajuk CARED di Dusun Kemiri, Kratuan, dan Ngepring, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman yang notabene merupakan kawasan rawan bencana II gunung Merapi. Sistem informasi tersebut pada dasarnya dikembangkan oleh berbagai pihak yaitu Institute of International Studies (IIS) Universitas Gadjah Mada, Universitas Osaka (Jepang), dan PT.Gama Techno Yogyakarta yang kemudian bekerjasama dengan Tim KKN PPM UGM SLM 21 untuk memperkenalkan dan menyosialisasikan aplikasi tersebut kepada masyarakat di tiga dusun yang menjadi lokasi KKN mahasiswa UGM.
Aplikasi CARED pada dasarnya merupakan sebuah sistem informasi dan prediksi bencana berskala luas berbentuk aplikasi ponsel, khususnya untuk tipe smartphone (Android, BlackBerry, dan iOS). Sistem informasi CARED tersebut bertujuan untuk mengisi kesenjangan informasi yang biasa terjadi di antara berbagai stakeholder seperti pemerintah, sektor-sektor bisnis, organisasi bantuan dan kemanusiaan, serta korban bencana setelah terjadinya bencana. Selain itu, aplikasi ini bekerja dengan mengandalkan informasi yang dapat dipercaya dari para sukarelawan (volunteers) tentang kondisi yang dialami ketika bencana terjadi seperti bencana letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir, tsunami, angin topan, flu burung, dan tanah longsor.
Adapun cara kerja dari aplikasi ini menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Para pengguna smartphone yang memiliki aplikasi ini (bisa di download di Google Play, App Store, dan BlackBerry App World) bisa menjadi sukarelawan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk menginformasikan tingkat kerusakan akibat bencana di daerah sekitarnya (ada tingkatan berat, sedang, dan ringan). Para sukarelawan juga bisa memberikan foto yang menggambarkan kondisi tempat tinggal sukarelawan. Informasi tersebut kemudian divisualisasikan ke dalam peta (menunjukkan lokasi pengguna dan tingkat kerusakan dengan indikator warna yang tersedia seperti merah, kuning, dan hijau).
Oleh karena itu, para pengguna aplikasi ini harus memasang GPS sesuai dengan tempat tinggalnya. Sistem pelaporan tersebut memungkinkan para pemangku kepentingan untuk melihat indikasi dampak bencana sehingga para stakeholder dapat memperkuat koordinasi dalam sistem penyaluran bantuan, memetakan kawasan yang terkena bencana (mulai dari tingkatan ringan, sedang, sampai berat), dan lain sebagainya. Informasi yang diberikan oleh sukarelawan kemudian dapat diakses di website resmi CARED (www.cared-app.org). Menariknya, aplikasi ini juga memberikan informasi tentang panduan keselamatan dan berita update terkait dengan kebencanaan yang disajikan dengan berbagai bahasa yaitu bahasa Indonesia, Inggris, Jawa, Thailand, Jepang, Korea, China, Prancis, dan Jerman.
Selanjutnya, kelompok karang taruna atau pemuda dari ketiga dusun yang menjadi tempat KKN tersebut menjadi sasaran dan target utama diperkenalkannya sistem informasi CARED tersebut. Adapun penetapan pemuda sebagai sasaran utama dari program tersebut berangkat dari banyaknya para pemuda yang telah menggunakan smartphone sebagai alat komunikasinya sehingga aplikasi yang notabene hanya bisa digunakan di smartphone tersebut dapat di download oleh para pemuda. Adapun kegiatan KKN di Desa Purwobinangun ini akan dilangsungkan selama dua bulan yaitu dari bulan Juli hingga Agustus 2014. Program pengenalan aplikasi CARED ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kebencanaan di kawasan lereng gunung Merapi, khususnya dari kalangan pemuda.
Pengenalan aplikasi CARED ini merupakan bagian dari program KKN PPM UGM yang bertajuk Optimalisasi Kesadaran Kebencanaan dan Sarana Prasarana Kebencanaan di Kawasan Lereng Gunung Merapi. Adapun program yang menekankan pada optimalisasi kesadaran kebencanaan tersebut dilakukan dengan melakukan sosialisasi lintas segmen (perempuan, lansia, dan pemuda), pemutaran film dan permainan wayang suket terkait dengan kebencanaan kepada anak-anak, dan berbagai lomba 17-an terkait dengan kebencanaan.
Di sisi lain, program yang menekankan pada optimalisasi sarana prasarana kebencanaan dilakukan dengan membuat plang atau jalur evakuasi, pembuatan hazard map, pembuatan monografi kebencanaan, dan lain sebagainya. Selain bekerjasama dengan Osaka University dan IIS UGM, tim KKN PPM UGM SLM 21 telah menggandeng beberapa instansi lain yaitu LSM Aksara (fokus pada gender dan kebencanaan), BPBD Kabupaten Sleman, Komunitas Belok Kiri (wayang suket), dan Combine Resource Institution.
Kirim Komentar