Pertanyaan
Selamat pagi,
Perkenalkan, nama saya Narni, usia 34 tahun. Saya mempunyai 2 orang anak
kembar berumur hampir tiga tahun. Saya dan suami bekerja, lalu anak
diasuh oleh pembantu.
Saya memperhatikan kalau anak saya menangis itu seperti sedang histeris,
terutama ketika meminta sesuatu. Kalau tidak dituruti belum berhenti.
Kadang saya jadi sungkan sama tetangga atau saudara lainnya. Belum lagi
kalau kami ke mall, kalau anak saya menangis itu sampai memukul-mukul.
Bahkan pernah ndelosor di lantai.
Saya sendiri mengalami dilema. Kalau dituruti terus nanti jadi manja,
kalau tidak kok sikapnya seperti itu. Saya mohon rekan-rekan AISHA
PARENTING memberikan penjelasan serta solusi mengatasi anak yang
menggunakan tangisan sebagai senjata ampuh untuk meminta sesuatu.
Untuk rekan-rekan gudeg.net saya ucapkan terima kasih.
Narni, Umbulharjo
Jawaban
Selamat Pagi, Bu Narni
Terima kasih atas pertanyaan Ibu.
Dari penuturan Ibu, reaksi si kecil yang menangis histeris, memukul-mukul, bahkan sampe ndelosor di lantai ketika menginginkan sesuatu bisa dikatakan sebagai "tantrum". Untuk anak usia pra sekolah, itu adalah hal yang wajar karena pada fase ini anak baru belajar bagaimana merespon kekecewaan.
Tantrum salah satunya terjadi karena anak kecewa tidak berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Umumnya, orang tua akan meluluskan keinginan anak supaya anak berhenti menangis / berteriak-teriak. Padahal ini juga yang memupuk tantrum pada anak dan akhirnya menjadi senjata anak ketika menginginkan sesuatu.
Nah, bagaimana cara merespon emosi anak, Bu Narni bisa mencoba cara berikut ini :
- Jika anak menginginkan sesuatu, timbang kembali sesuai kebutuhan anak. Apabila memang tidak perlu, Bu Narni perlu tegas berkata tidak, tetapi tetap dengan nada yang tenang dan tidak marah.
- Peluklah si kecil hingga ia tenang. Biasanya, anak sudah mulai lelah 15-20 menit, nah ketika ia tenang, ajaklah berkomunikasi.
- Bawa si kecil menjauh dari keramaian dan berikanlah pengertian, apa yang membuat Ibu menolak permintaanya. Pada tahap ini anak mungkin tetap teguh dengan keinginannya, Ibu juga jangan menyerah ya, tetap konsisten dengan keputusan :)
- Alihkan perhatiannya dengan bercerita tentang hal yang lain, misalnya nih Ibu bercerita tentang barang yang Ibu juga inginkan tapi karena ada pertimbangan tertentu, Ibu memutuskan tidak jadi membeli, tetapi Ibu tidak sedih karena pasti ada yang lebih bagus lagi, atau cerita lainnya.
Yang penting, ketika anak tantrum, orangtua sebaiknya tidak balik marah atau malah menjanjikannya macam-macam. Tetap konsisten dengan keputusan Ibu, ajak juga anggota keluarga yang lain untuk berlaku sama (tidak terlalu memanjakan si kecil). Kuncinya, tetap tenang plus tidak perlu risih dengan tetangga karena bagaimanapun itu adalah fase alami untuk setiap anak :)
Semoga si kecil pelan-pelan bisa paham bagaimana merespon rasa kecewa ya, Bu.
Salam,
Aisha Parenting
www.aishaparenting.com
@twit_aisha
"We strive to engage mindful parents to develop good reading
and eating habits, as well as to stimulate creativity at home"
Silahkan mengirimkan pertanyaan seputar parenting ke info@gudeg.net
Kirim Komentar