Tumpukan Buku di Karta Pustaka
Isu kabar akan tutupnya Karta Pustaka ternyata benar. Pusat kebudayaan yang beralamat di Jalan Suryodiningratan 37B itu siang tadi memang telah banyak buku yang dirapikan untuk dijual.
Data yang berhasil dihimpun Tim Gudegnet dari sejumlah sumber, perpustakaan yang berdiri semenjak 11 Maret 68 ini telah memiliki total koleksi buku hingga 9000 buah hingga tahun 2009 silam.
Buku-buku tersebut akhirnya terpaksa dijual karena mulai 2015, Karta Pustaka tidak lagi eksis sebagai pusat kebudayaan Indonesia-Belanda karena bedasarkan informasi internal dari salah satu staff, Kedutaan Besar Belanda di Jakarta tidak lagi memperpanjang kerjasama dengan Karta Pustaka.
"Mulai dari 2015, kami sudah tutup, " jelas staff yang enggan menyebutkan identitasnya itu.
Banyak buku roman berbahasa Belanda yang akhirnya diloakkan dengan harga yang cukup murah. 1 paket yang berisi 10 buku hanya dijual Rp 50.000, saja. Buku lain pun dijual dengan harga yang murah, ada yang Rp 25.000, Rp 10.000, bahkan Rp 5.000, .
"Saya dapat kabar dari teman kalau Karta Pustaka akan tutup, makanya saya langsung kesini dan mencari buku yang sekiranya relevan dengan mata kuliah yang saya tempuh," jelas Budi , mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Jurusan Ilmu Pemerintahan itu.
Hal senada juga diungkap oleh salah seorang pengajar yang secara khusus datang ke Karta Pustaka untuk mencari buku berbahasa Belanda. "Saya memang mau beli buku, ilmu sampai kapan pun tidak akan usang, makanya banyak buku yang mau saya bawa pulang," ungkapnya.
Pasca tutupnya Karta Pustaka, 10 pegawai pun kini belum tau akan memutuskan bekerja dibidang apa. Kursus Bahasa Belanda di tempat tersebut pun secara otomatis akan berhenti beroprasi.
Kirim Komentar