Suasana Nonbar JAFF di Salah Satu Desa Wisata
Film yang berkisah pada isu perempuan semakin hari semakin mengalami peningkatan. Demikian informasi tersebut diungkapkan oleh Olin Monteiro salah satu dari 3 pembicara lain yang mengadakan diskusi film di Bentara Budaya baru-baru ini.
Sebanyak 100-an peserta mengikuti public lecture yang berlangsung selama dua jam itu. Menurut Olin, feminisme merupakan ideologi perjuangan untuk menuju keadilan melalui sikap empati sesuai dengan versi masing-masing.
Didalam kehidupan bermasyarakat, istilah feminisme sering terjadi salah tafsir. Dimana seorang Feminis itu lebih mengarah kepada sikap bahkan identik dengan lesbian. Padahal tidak seperti itu. Dalam dunia perfilman yang melibatkan peran perempuan, tak jarang melibatkan peran aktif para aktivis wanita.
"Tidak semua masyarakat memiliki kesadaran akan feminisme. Oleh sebab itu perlu kajian tersendiri agar konsep film dengan perspektif ini menjadi lebih gamblang dan dapat dimengerti masyarakat," jelas Olin.
Secara umum, para sineas sebenarnya banyak yang telah membuat film semacam itu. Disadari atau tidak, kadang para film maker enggan mengkotak-kotakkannya.
Pemberian label film feminist lebih dipengaruhi oleh persepsi audiens bedasarkan isu yang dikandung dalam film itu sendiri. Sebenarnya ada pesan implisit yang tersirat agar isu-isu seperti KDRT, pelecehan seksual, dan sebagainya dapat diangkat kedalam sebuah kisah.
Kirim Komentar