Prof. dr, drg. Sudibyo, SU., Sp. Perio (K)
Upaya identifikasi korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 selain menggunakan DNA dan sidik jari, penggunaan gigi sebagai media identifikasi terbukti valid. Demikian informasi tersebut diungkap oleh pakar odontology forensik UGM, Prof. dr, drg. Sudibyo, SU., Sp. Perio (K) di ruang Humas UGM hari ini.
Identifikasi yang hanya mengandalkan bentuk muka akan sulit karena korban kecelakaan telah rusak baik itu bentuk wajah maupun jasadnya. Agar dapat mengidentifikasi korban pesawat secara tepat, Selain data primer DNA dan sidik jari, gigi korban juga menjadi objek esensial. Setelah itu, data sekunder seperti dokumen pastinya akan dapat membantu proses identifikasi.
Sebenarnya, proses identifikasi melalui DNA dinilai sangat tepat, namun kekurangannya adalah waktu yang cukup lama untuk mendapatkan validitas data. Melalui gigi, meski kondisi jasad korban terbakar, terbentur atau terendam air namun kondidi gigi masih utuh, maka masih tetap mudah dalam mengidentifikasi identitas korban.
Mantan Ketua Tim Odontologi Forensik RS Sardjito Yogyakarta tersebut hari ini rencananya berangkat ke Surabaya guna membantu kembali tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim guna mengidentifikasi jenazah penumpang pesawat naas milik pengusaha asal Malaysia, Tony Fernandes.
Kirim Komentar