Pertanyaan
Selamat pagi dokter,
Terima kasih sudah membantu kami lewat rubrik yang sangat bermanfaat. Begini dokter, putri saya usianya 1 tahun. Kemarin dia diare dan badannya agak panas. Karena saya dan suami kerja, kami akhirnya menitipkannya di ibu mertua. Diarenya sudah berangsur-angsur berhenti. Nah, lewat rubrik ini saya ingin bertanya makanan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi selama diare? Banyak yang bilang kalau susu diencerkan oke-oke saja. Namun, saya sendiri belum yakin. Sekali lagi mohon pencerahannya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Novabeta, Nologaten
Jawaban
Yth. Ibu Novabeta di Nologaten,
Terima kasih atas kiriman e-mailnya.
Diare memang salah satu penyakit yang sangat sering mengenai anak balita, bahkan bayi berusia antara 6-9 bulan. Meskipun angka kematian bayi dan anak karena diare sudah dapat ditekan di banyak wilayah di dunia, tetapi kita semua tetap harus waspada.
Saya bersyukur bahwa puteri ibu sudah sembuh dari diare. Namun demikian, kemungkinan akan mengalami diare ulang masih cukup besar, apabila tidak dilakukan tatalaksana secara lengkap. Pada anak yang mengalami diare, tindakan kita meliputi 1. pengatasan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh karena BAB encer atau muntah, 2. penjaminan agar anak tetap dapat tumbuh dan berkembang sesuai usia, 3. pencegahan penularan ke orang-orang sekitar, dan 4. pencegahan diare berulang.
Makanan atau minuman selama diare yang Ibu Novabeta tanyakan, terkait dengan tindakan nomor 1, 2 dan 4. Untuk tindakan nomor 1, minuman dan makanan berkuah, diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, sehingga dehidrasi dapat diatasi. Makanan terbaik selama diare adalah ASI diteruskan, menu yang hangat, digemari anak dan mengandung serat tinggi. Untuk buah, yang dianjurkan adalah pisang segar. Makanan yang sebaiknya dihindari adalah yang dingin, beraroma menyengat dan terlalu sedikit mengandung kuah. Makanan kemasan, jajanan, dan banyak bumbu atau warna, sebaiknya juga dihindari. Buah yang sebaiknya dihindari adalah yang bergetah dan asam atau kecut. Ibu atau orang dewasa pengasuh anak yang diare, seharusnya mencicipi terlebih dahulu, semua menu yang akan diberikan kepada anak.
Untuk tindakan nomor 2, agar anak tetap dapat tumbuh dan berkembang, menu yang diberikan minimal sama dengan saat anak tidak diare, ditambah dengan perkiraan jumlah cairan yang keluar, saat diare berlangsung. Pemberian makanan ekstra dengan porsi sedikit demi sedikit, tetapi lebih sering, akan menjamin anak tetap dapat tumbuh dan berkembang, sekaligus mencegah terjadinya rangsangan muntah. Menu rumah tangga persis seperti menu ibu dan bapak, sudah dapat diberikan pada anak ibu, karena sudah berusia 1 tahun lebih.
Untuk tindakan nomor 4, agar anak tidak kembali diare, harus dilakukan identifikasi menu penyebab diare, dan dilakukan penghindaran terhadap menu tersebut. Penyebab diare terbanyak pada usia 1 tahun, seperti puterinya Ibu Novabeta, adalah pemberian susu formula dengan dot yang berlebihan, konsumsi menu yang tidak bersih, termasuk remah-remah makanan yang sudah jatuh karena kebiasaan anak yang keliru, juga menu baru yang selama ini belum pernah dikenalkan kepada anak. Agar tidak terulang, batasi pemberian menu susu formula dengan dot, paling tidak hanya 2x/hari, pagi dan sore saja selama 2-3 bulan ke depan. Ajari anak untuk tidak memegang dan menelan menu yang sudah jatuh, dan kenalkan menu baru secara berkala dalam setiap 2-3 bulan.
Selain itu, pencegahan diare dapat dilakukan dengan pemberian mineral seng (Zn) selama 10 hari sejak awal diare, mengajari anak berperilaku bersih, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, setiap selesai merawat anak yang diare, dan menjaga stamina dengan menu yang bergizi tinggi. Semoga dengan melakukan hal tersebut, puteri ibu tidak akan diare lagi dan tetap dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Terima kasih.
Salam sehat,
DR. Dr. Fx. Wikan Indrarto, SpA
Dokter spesialis anak
Rumah sakit Bethesda Yogyakarta
Kirim Komentar