Kesehatan

Rasa Tidak Berdaya dan Bunuh Diri pada Remaja

Oleh : Budi W / Senin, 00 0000 00:00
Rasa Tidak Berdaya dan Bunuh Diri pada Remaja

Remaja adalah fase tumbuh kembang yang membingungkan bagi sebagian besar individu. Mereka beranjak dari masa kanak-kanak yang serba dibatasi dan diatur menjadi individu yang berlatih untuk mengambil keputusan mandiri. Orang tua seringkali terbebani oleh masalah dan kehidupan pribadi. 

Hal ini membuat orang tua kurang tergugah untuk menanyakan keseharian anak mereka yang sudah remaja. Anak diam dan tidak bercerita dianggap tidak bermasalah. Padahal banyak hal seperti relasi dalam keluarga, pertemanan, relasi dengan lawan jenis, hubungan dengan guru, tuntutan akademis menjadi masalah yang bergejolak dalam pikiran dan emosi sang remaja.  

Kondisi  di mana remaja merasa tidak berdaya dan merasa sendirian, tidak mampu mengambil keputusan; bisa memicu terjadinya bunuh diri. 

Rasa tak berdaya ini muncul dari pikiran negatif tentang diri sendiri, orang lain dan tentang masa depan (Beck, et al. 1990). Pikiran negatif tentang diri meliputi merasa diri kurang berharga, tidak mampu melakukan sesuatu dengan efektif, merasa tidak dicintai, dsb. 

Pikiran negatif tentang orang lain adalah merasa orang lain terus menerus menyalahkan, merasa ditolak oleh pihak lain, dibenci, dsb. Pandangan masa depan yang negatif seperti tidak bisa mencari jalan keluar, tidak mampu mengatasi rasa malu, dll.

Kembali pada relasi remaja dan orang tua dalam keluarga. Model keluarga seperti berikut ini yang dapat memicu bunuh diri pada remaja (Wagner, Silverman & Martin, 2003) :

1. Keluarga dengan model komunikasi yang tidak efektif dan cara penyelesaian masalah yang kurang efektif pula. Bila ada masalah, tipe komunikasi yang dilakukan adalah menghindari menyinggung masalah tersebut atau hanya sekedar menyalahkan anak/remaja tanpa penjelasan lebih lanjut. 

2. Keluarga yang cenderung menyalahkan anak. Anak merasa menjadi beban keluarga dan merasa bertanggung jawab atas semua masalah keluarga yang terjadi.

3. Isu kelekatan. Anak merasa kurang adanya perhatian dari orang tua, merasa ditinggalkan dan tidak dilibatkan. Lalu anak mencari perhatian dengan mencoba bunuh diri.

4. Psikopatologi dalam keluarga. 

Lalu bagaimana cara mencegah bunuh diri pada remaja? Nantikan artikel selanjutnya.

Penulis: Dewi Nugraheni, Psi.

 

 

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini