Blumbang Reksa
Petani udang tradisional saat ini mengalami kerugian maksimal bahkan hingga 50 persen. Peristiwa tersebut dapat terjadi karena upaya pencagahan terhadap kematian udang masih sangat manual. Biasanya, petani melihat kondisi abnormal air kolam masih sekedah di kira - kira saja. Padahal jika terlambat mengecek akan mengakibatkan kekurangan oksigen dan akhirnya mati.
Melalui sebuah alat sensor bernama Blumbang Reksa, dua mahasiswa S2 Teknik elektro UGM yakni Ridwan Wicaksono dan Imadudin Madjid menjawab kegalauan para petani udang agar kematian Vaname dapat ditekan. Kerja alat ini yakni mendeteksi kondisi abnormal air kolam.
"Ada sekitar enam sensor, fungsinya mengukur temperatur, kelembaban, keasaman (pH), kadar oksigen, salinitas (kadar garam) dan kadar logam berat," terang Ridwan.
Lebih lanjut rekan i timnya, Imadudin menjelaskan cara kerja alat yang berukuran seperti kotak nasi itu. "sensor itu kemudian dibaca oleh mikrokontroler, kemudian datanya diolah dan diupload ke internet agar bisa diunduh pada smartphone milik masing-masing petani" tambahnya.
Selanjutnya, Petani melakukan login. Bagi petani yang tidak punya smartphone cukup dengan sms dengan teknologi broadcast, kata mahasiswa program sarjana teknik elektro angkatan 2012 itu.
Melalui kecanggihan alat ini, kondisi air kolam bisa dibaca secara real time oleh petani. Sehingga, mereka dapat tanggap dan sigap dalam memberikan treatment pada kolam saat kondisi abnormal.
Melalui ide brilian ini, mereka kemudian mengikuti kompetisi Teknologi dan Inovasi Internasional, The ASME Innovation Showcase, di India April lalu. Keberuntungan pun menghampiri mereka menyisihkan 55 tim dan memenangkan lomba dengan hadiah berupa uang senilai 15 ribu dollar Amerika.
Mohon info
Kirim Komentar