Indonesia masuk sebagai negara yang memiliki tingkat korban bencana paling tinggi didunia, oleh sebab itu guna mengurangi jumlah korban bencana alam, penting hendaknya membuat alat yang berguna sebagai sistem peringatan dini. Hal inilah yang coba diusulkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Graha Sabha Pramana UGM kemarin.
Ia menerangkan, sejumlah teknologi karya putra - putri bangsa pun menjadi andalan BNPB sebagai alat early warning system. Sebut saja alat peringatan dini longsor, pesawat tanpa awak dan alat deteksi tsunami. Ia pun berharap bahwa Kemenristek Dikti hendaknya dapat mensuport perguruan tinggi agar dapat menghasilkan produk teknologi kebencanaan.
"Contohnya Kita sudah menggunakan produk early warning system, butuhnya ratusan ribu, dan itu memerlukan kerja sama dengan banyak pihak,” ungkapnya.
BNPB kini menggandeng sejumlah lembaga seperti Badan Geologi, Kemenristek, dan sejumlah perguruan tinggi seperti UGM dan ITB, dan ITS guna mewujudkan peralatan early warning system tersebut.
Sebagai informasi, pertemuan Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) ke - 2 ini menghadirkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Deputi Bidang pendayagunan iptek Kemenristek Dikti, Pariatmono.
Sebagai negara dengan korban bencana alam yang cukup besar. Manajemen bencana ke depan nanti harus ditekan seminim mungkin adanya korban, “Harus lebih sedikit kerusakan dan harus lebih sedikit kerugiannya,” ujar Basuki menambahkan.
Kirim Komentar