Limbah kayu gergaji dan tongkol jagung sering dibuang dan hanya menjadi limbah yang tak berguna. Namun ditangan peneliti, dosen dan mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM, serbuk kayu jati dan tongkol jagung ini bisa menjadi arang, bahan bakar yang biasa dipakai untuk memasak ditungku tradisional.
"Ide membuat arang dari serbuk gergaji kayu jati dan tongkol jagung itu terinspirasi karena ada banyak sisa-sisa kayu yang tidak terpakai," kata Ranu Bentardi mahasiswa Fakultas Kehutanan saat ditemui Tim Gudegnet di Pameran UGM Expo (01/10).
Jika dalam kurun waktu sebelumnya, kelompok tersebut melakukan penelitian dimana kayu jati itu telah diukur kalornya yang mencapai 5786,37 kal/g. Ini sangat berbeda jauh dengan kalor kayu biasa yang hanya menghasilkan 4 kal/g. Intinya, dengan menggunakan arang kayu jati, masyarakat akan jauh lebih banyak menghemat dalam penggunaan kayu sebagai bahan bakar.
Ranu kemudian memberikan tips cara membuat arang kayu jati dan tongkol jagung ini. "Limbah yang sudah terkumpul kemudian dikeringkan, dipanaskan, dibakar tanpa oksigen, dan terakhir kayu dioksidasi untuk dijadikan arang." katanya.
Dari ide tersebut, tim sebenarnya masih mengalami kendala. Keterbatasan alat untuk memproduksi arang aktif ini diakui memang menjadi penghalang cukup besar mengingat alat yang harganya masih mahal, dan saat ini baru ada di laboratorium kehutanan.
Intinya, tim ini akan terus berusaha agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Kirim Komentar