Catur Sarjumiharta [Baju Batik - kiri]
Ada 3 alasan krusial mengapa Ngayogjazz 2015 bertempat di Desa Wisata Pandowoharjo. Selain warga disana sigap, Kepala Desa setempat, Catur Sarjumiharta menunjukkan kelebihan lain saat bertemu dengan rekan media di Alana Hotel siang ini.
"Ada 3 misi yang coba kami hadirkan pada masyarakat yakni sebagai pusat pertanian organik, kajian pemberdayaan dan tujuan wisata, Ngayogjazz terbukti dapat menjadi ajang untuk pemberdayaan serta menjadikan tempat kami sebagai lokasi wisata," kata Catur.
Beragamnya potensi kesenian seperti hadroh, jatilan, wayang dan petensi kuliner jamur terbesar diwilayah ini membuat desa wisata itu cukup memiliki keragaman. "Saya harap ya seperti tageline tahun ini BHINNEKA TUNGGAL JAZZ-NYA," tambah Catur.
Dilokasi yang sama, seniman Djaduk Ferianto sekaligus former Ngayogjazz mengatakan bahwa warga di Pandowoharjo cukup memiliki keunikan. Perbedaan keyakinan diantara warga tak membuat friksi, malah saling bergotong royong.
"Awalnya saya melempar konsep keberagaman, kok pas ketemu dua lokasi itu yakni padukuhan Karang Tanjung dan Karang Kepuh, tempat ini seperti yang kami inginkan, dua lokasi itu juga menarik, ada masjid yang sampingnya ada kapel, dari sini sudah mulai terlihat perbedaannya," tambah Djaduk.
Setelah pihaknya melakukan penggalian informasi, terbukti bahwa masyarakat yang Kristiani saat memiliki kegiatan, umat muslim membantu. Begitu pula saat umat muslim ada kegiatan keagaman, dengan serentak umat kristiani akan membantu. "Hubungan diantara keduanya sangat membaur," tukas Djaduk.
Hal inilah yang membuat keyakinan bahwa Bhinneka Tunggal Jazz-nya sangat tepat di dua padukuhan tadi. "Semoga Ngayogjazz spiritnya bisa merambah kemana-mana," tutup Djaduk.
Kirim Komentar