Sebanyak 9 rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta menyediakan fasilitas terapi antiretroviral (ARV) bagi mereka yang positif terkena HIV/AIDS. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh dosen Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UGM, dr. Yanri Wijayanti Subronto, di Humas UGM.
"Pemberian ARV berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh hingga dapat mengurangi rasa sakit hingga kematian," terangnya.
Terapi tersebut dapat dilakukan di 9 lokasi RS seperti di RSUD Wonosari, RSUD Wates, RSUD Sleman, RS Panembahan Senopati Bantul, RS Jogja, RS Bethesda, RS Panti Rapih, RSU PKU Muhammadiyah dan tentunya RSUP Dr. Sardjito.
Hingga saat ini, data di DInas Kesehatan Provinsi DIY tercatat ada 3.147 orang dengan HIV/AIDS. Data tersebut berasal dari tahun 1993 sampai September 2015. Meski tren penularan mengalami kenaikan antara 20-25 ribu jiwa per tahun, ia optimis kematian akibat penyakit ini dapat ditekan hingga 2 persen asalkan ODHA rutin melakukan terapi ARV.
"Poin paling esensial memang harus menjauhkan diri dari perilaku tak sehat seperti berganti pasangan dan pengunaan napza suntik, karena virus ini menular melalui darah serta cairan mani dan vagina saat seseorang melakukan hubungan seks dengan carier virus," terangnya.
Ia pun berpesan bahwa upaya penanggulangan virus ini memang harus dilakukan secara bersama-sama. "Bagi yang sudah terinfeksi, segeralah mendapat perawatan dan terapi ARV dan tidak menularkan pada orang lain. Dan bagi masyarakat umum, diharapkan terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang HIV, tahu cara mencegah terinfeksi, mengetahui status HIV-nya sendiri dan tidak melakukan stigmatisasi serta diskriminasi terhadap populasi tertentu dan orang yang terinfeksi," tutupnya ramah.
Kirim Komentar