Kesehatan

Begini Atasi Trauma Anak Pada Dokter Yang Perlu Anda Tahu

Oleh : Albertus Indratno / Jumat, 04 Desember 2015 09:31
Begini Atasi Trauma Anak Pada Dokter Yang Perlu Anda Tahu

 


Pertanyaan

Selamat pagi dokter Wikan, 

Setelah membaca secara rutin setiap Jumat pagi, saya tiba-tiba meraa beruntung. Salah satunya karena begitu banyak pengalaman saya yang dirasakan orang tua di manapun mereka berada. 

Saya sendiri ingin membagi pengalaman saya. Putra saya umurnya 4 tahun. Beberapa waktu lalu, ada pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorokan di sekolahya. Hasilnya, ada kotoran di telinganya yang sangat keras dan harus dibersihkan dokter spesialis THT.

Kami manut. Akhirnya, kami membawa putra kami ke dokter THT. Singkat cerita, dia waktu diperiksa nangis, jerit-jerit. Katanya, sakit. Sampai di rumah juga masih nangis dan bahkan ia tidak mau dipegang telinganya. 

Saya kawatir ia trauma dengan dokter. Padahal, besok, ia juga harus ketemu mereka yang berprofesi sebagai dokter. 

Kalau menurut dokter Wikan, apa yang harus saya lakukan? Apakah wajar kalau besok sebelum diperiksa, saya minta dokter untuk berlaku lebih lembut dan ramah anak karena pengalaman tadi?

Demikian dokter keluh kesah saya. Terima kasih sudah menjadi pribadi pendamping para orang tua. 

Salam,

 

Yanti, tinggal di Janti 

Jawaban

Selamat sore ibu Yanti di Janti,

Terima kasih atas kebersamaan kita di dalam rubrik ini dan terima kasih juga atas kiriman e-mailnya.

Mengenai perasaan takut dan tidak senang pada anak saat akan diperiksa oleh dokter, memang cukup sering diperbincangkan. Ibu Yanti sendiri merasakan karena anaknya mengalami hal serupa saat ditangani oleh seorang dokter spesialis THT. Kejadian seperti itu, istilah yang digunakan Ibu Yanti adalah trauma, cukup sering dialami oleh anak yang ditangani oleh dokter gigi, dokter spesialis THT, dokter spesialis bedah dan kadang dokter spesialis anak saat akan diberikan imunisasi. 

Penyebab trauma anak kepada dokter sangat banyak, baik yang menyangkut tindakan dokter maupun karakter anak itu sendiri. Tindakan dokter yang sering dianggap menyebabkan trauma anak disebabkan karena terjadinya nyeri, adanya ruangan gelap, suara mesin atau alat kedokteran dan posisi tertentu yang harus dijalani anak seperti berbaring di meja periksa, berdiri telanjang dada, atau duduk di kursi gigi. Karakter anak yang sering dianggap mempermudah terjadinya trauma adalah sedang sakit, mengantuk, lapar dan tidak siap dengan berbagai hal baru yang dialami. Namun demikian, modifikasi tentu lebih mudah dilakukan pada karakter anak itu sendiri.

Hal ini disebabkan karena tindakan medis yang dilakukan oleh dokter sebenarnya harus mengikuti prosedur standar, yang tidak berbeda di manapun dan oleh dokter siapapun tindakan medis tersebut dilakukan. Memang ada kalanya saat pasien yang ditangani lebih banyak dari biasanya, atau dokter sudah lebih senior, sering kali dokter akan melakukan tindakan medis tersebut dengan lebih cepat, tetapi tetap dalam koridor prosedur standar, lembut, ramah dan manusiawi. Sebaliknya, karakter anak lebih berperan terhadap terjadinya trauma anak kepada dokter, dibandingkan dengan karakter dokter.

Untuk itu, saya menganjurkan agar Ibu Yanti membawa anak ke dokter dalam keadaan yang paling baik yang dapat dicapai, misalnya dicegah jangan sampai anak dalam keadaan lapar atau mengantuk dan tidak siap. Ibu Yanti sebaiknya menyiapkan anak untuk diperiksa dokter, baik dalam aspek jasmani seperti makan terlebih dahulu, ataupun aspek non jasmani, seperti mental, pengetahuan, logika dan kesadaran. 

Persiapan dalam aspek non jasmani dapat dilakukan dengan pemberian penjelasan secara berulang, bahwa tubuh anak perlu diperiksa dengan cermat oleh dokter, agar dapat dilakukan tindakan secara benar. Jelaskan juga, apa yang mungkin akan dilakukan oleh dokter, baik posisi anak maupun alat kesehatan yang akan digunakan. Tambahkan juga bahwa tindakan dokter, meskipun kadang menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi tujuannya baik, yaitu agar tubuh anak kembali sehat. Saat terasa tidak nyaman, nyeri, atau terganggu oleh tindakan dokter, anak tetap boleh menangis, tetapi harus tidak bergerak, agar tindakan dokter lebih tepat. Berikan jaminan bahwa ibu atau bapak akan mendampingi anak, saat tindakan tersebut dilakukan oleh dokter.

Selain itu, berikan penjelasan tambahan tentang apa yang terjadi pada anak, misalnya ada kotoran di dalam liang telinga. Tambahan penjelasan dalam aspek logika juga penting, misalnya tentang dampak buruk kalau kotoran tersebut tetap berada di situ. Apabila sejak usia belia anak selalu dipaparkan dengan fenomena sebab akibat, manfaat pemeriksaan kesehatan rutin dan kehadiran atau pendampingan orang tua saat anak menghadapi masalah, maka anak akan memiliki karakter yang tangguh. Karakter anak yang tangguh dalam didikan orang tua seperti inilah yang memegang peran utama untuk mencegah dan mengatasi trauma anak terhadap dokter, dibandingkan faktor lain, termasuk memodifikasi tindakan medis dokter.

Semoga saja Ibu Yanti berhasil mendampingi anak saat diperiksa oleh dokter, dengan lebih nyaman dan tidak traumatis lagi. Bahkan saya berharap, putera Ibu Yanti akan mengalami pengalaman yang lebih indah, sehingga tertarik untuk bercita-cita menjadi dokter. Terima kasih.

Salam sehat,

 

DR. Dr. Fx. Wikan Indrarto, SpA
Dokter spesialis anak rumah sakit Bethesda


1 Komentar

  1. sisilya sasikil Rabu, 30 Januari 2019

    selamat sore... dokter,saya mau bertanya tentang trauma pada anak. anak saya skrg smntra d rwat di salah satu RSUD di daerah saya. dia d rwat inap hampir seminggu karna panas. tp udah 4hr ini udah gak panas.justru penyakit 1 timbul yaitu batuk yg begitu menyiksa karena batuknya berlendir dan dianjurkan dokter utk di uap.namun baru pertama kali di uap anak saya tak bisa tidur sering terbawa mimpih dan sering berkata mama takut...mama takut.padahal dkter sedang tdk ada diisini.bgmn cr mennganinya dok... trimakasih sebelumnya dokter

Kirim Komentar


jogjastreamers

JOGJAFAMILY

JOGJAFAMILY

JogjaFamily 100,9 FM


SWARAGAMA 101.7 FM

SWARAGAMA 101.7 FM

Swaragama 101.7 FM


RETJOBUNTUNG 99.4 FM

RETJOBUNTUNG 99.4 FM

RetjoBuntung 99.4 FM


JIZ 89,5 FM

JIZ 89,5 FM

Jiz 89,5 FM


SOLORADIO 92,9 FM

SOLORADIO 92,9 FM

Soloradio 92,9 FM SOLO


UNIMMA FM 87,60

UNIMMA FM 87,60

Radio Unimma 87,60 FM


Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini