Dr Wikan Indrarto, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia wilayah DIY, dalam paparannya yang berjudul “Menyusui”, menyebutkan data bahwa secara global, pada tahun 2017, sebanyak 155 juta anak balita mengalami kerdil atau terlalu pendek, dan 52 juta nampak kurus, namun 41 juta justru mengalami berat badan atau obesitas. Menyusui secara eksklusif menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi hal tersebut.
Dalam paparan tersebut, Alumnus S3 UGM ini juga menyebut bahwa WHO dan UNICEF merekomendasikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dalam waktu 1 jam setelah kelahiran, pemberian ASI eksklusif untuk 6 bulan pertama, dan pengenalan makanan lunak bergizi pada 6 bulan, bersamaan dengan terus menyusui hingga usia 2 tahun.
Namun demikian, masih banyak bayi dan anak yang tidak mendapat makanan yang optimal. Padahal, pemberian ASI ekskusif selama 6 bulan memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibunya, seperti perlindungan terhadap infeksi saluran cerna. Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dalam waktu 1 jam setelah kelahiran melindungi bayi baru lahir dari tertular infeksi dan mengurangi angka kematian bayi baru lahir.
Resiko kematian akibat diare dan infeksi lainnya dapat meningkat pada bayi yang tidak disusui secara eksklusif atau tidak disusui sama sekali. Menyusui secara ekslusif adalah salah satu cara paling penting untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup semua bayi.
UNICEF dan WHO juga menciptakan ‘Global Breastfeeding Collective’ untuk mengumpulkan dukungan politik, hukum, keuangan, dan publik demi keberhasilan menyusui. Gerakan kolektif ini menyatukan pelaksana dan para pendonor dari pemerintah, filantropi, organisasi internasional, dan masyarakat sipil. Visi gerakan kolektif ini adalah, semua ibu berhak memiliki dukungan teknis, finansial, dan publik yang mereka butuhkan untuk menyusui bayi.
Kirim Komentar