www.gudeg.net, Yogyakarta - Pasar Beringharjo adalah pasar ikonik di Kota Jogja. Pasar yang terletak di jantung kota ini sudah berdiri sejak 1925. Bermula dari los-los, pasar ini kemudian berkembang menjadi pasar induk hingga sekarang. Memasuki los pertama sebelah utara pasar Beringharjo kamu bakal menemukan penjual dawet yang telah berpuluh tahun berjualan di pasar tersebut.
Biasa dipanggil dengan sebutan “Mbah Hari” sosok ibu berusia 74 tahun ini sudah berjualan dawet sejak masih gadis hingga sekarang sudah mempunyai cucu buyut. Ibu tiga anak ini mulai bercerita, awal mula berjualan dawet, ia ikut dengan neneknya. Sejak tahun 1965, ia mulai berjualan sendiri. Resep dawet ia peroleh turun temurun dari keluarga. Cara pengolahannya pun masih tradisional, tidak menggunakan mesin dan semuanya dia buat sendiri.
Racikan dawetnya berisi cendol warna-warni, cincau, santan dan juruh (gula jawa + nangka). Rasanya manis dan gurih, lebih nikmat dinikmati dingin dengan es batu. Pastinya akan membuat kamu ingin mampir lagi suatu saat. Cukup dengan merogoh Rp 5000 kamu bisa mencicipi es dawet ini.
Ibu yang bertempat tinggal di Ngoto, Bantul ini menyiapkan segala peralatan sejak dini hari dan berangkat pagi-pagi ke Pasar Beringharjo, dan mulai berjualan pukul.10.00 – 15.00 WIB. Ketika ditanya mengapa tidak pindah lokasi di pasar yang dekat rumah, Mbah Hari mengatakan karena dari awal berjualan dia sudah di Beringharjo dan sudah punya pelanggan, sehingga jika pindah nantinya para pelanggan akan kesusahan mencarinya.
Bagaimana tertarik untuk mencicipi es dawet Mbah Hari? Kamu bisa langsung ke Pasar Beringharjo pintu utara, sebelah barat los 1.
Kirim Komentar