Seni & Budaya

Pewarta Foto Indonesia Yogyakarta Gelar Pameran Bertajuk Di Mana Garuda

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Rabu, 06 September 2017 17:30
Pewarta Foto Indonesia Yogyakarta Gelar Pameran Bertajuk Di Mana Garuda
Pengunjung tengah mengamati foto cerita berjudul "Miskin di Negeri Kaya" karya Ulet Ifansasti di Pameran Di Mana Garuda- Gudegnet/ Wirawan Kuncorojati

 

www.gudeg.net, Yogyakarta - Berlokasi di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto No.2, para pewarta foto yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta menggelar pameran bertajuk “Di mana Garuda”. Sebanyak 47 foto dan delapan foto cerita dipamerkan di pameran yang dibuka dari tanggal 5 hingga 13 September 2017 ini.

“Pemilihan tema “Di Mana Garuda” menjadi bagian dari kegelisahan teman-teman Pewarta Foto Indonesia Yogyakarta akan lunturnya sisi-sisi kemanusiaan, keberagaman, dan nasionalisme,” kata Tolchah Hamid, Ketua PFI Yogyakarta dalam pengantarnya di katalog pameran ini.

Foto-foto yang dipamerkan mengangkat beragam realitas sosial. Seperti misalnya foto cerita berjudul “KTP Elektronik Untuk Golongan Minoritas” karya Pradita Utama, “Waria Rayakan HUT RI” karya Hasan Sakri. Ada juga foto-foto yang menangkap keberagaman dan toleransi seperti antara lain foto berjudul “Toleransi” karya Abraham Genta, “Mengucapkan Selamat Idul Fitri” dan “Semangat Perdamaian di Salatiga” karya Ferganata Indra Riatmoko, juga Pluralisme Pesta Demokrasi” karya Nico Kurnia Jati.

Ulet Ifansasti, dalam foto ceritanya yang berjudul “Miskin di Negeri Kaya” mengangkat ironi bahwa Indonesia memproduksi lebih dari 70 miliar dollar emas per tahun di tambang Grasberg di Timika Papua, namun suku asli di Papua seperti orang Kamoro masih berusaha mencari nafkah dari memancing dan mencari makanan. Sungai-sungai yang menjadi penghidupan orang Kamoro juga telah tercemar limbah sehingga mematikan ikan-ikan,tiram, juga udang.

Ada juga sejumlah foto bertema nasionalis seperti antara lain foto berjudul "Upacara Bendera Kali Boyong" karya Bramastyo Adhy, "Sumpah Pemuda di Lereng Merapi" karya Hendra Nurdiyansyah, "Doa untuk tanah Air" karya Slamet Riyadi.

Dengan jepretan-jepretan fotonya PFI berusaha menangkap ‘garuda’. PFI berharap untuk bisa membawa perubahan, seperti kata Tolchah Hamid dalam pengantarnya, “Hanya melalui sebuah foto kami pewarta foto bercerita dan hanya melalui foto kami bergerak untuk perubahan bangsa Indonesia yang lebih baik.” 

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini