Gudeg.net - Foto-foto karya pewarta foto Dwi Oblo ditampilkan bersama karya seniman Enka Komariah dalam presentasi karya “Situs Metaforis II: Tubuh”. Acara ini diselenggarakan di Cemeti - Institut untuk Seni dan Masyarakat, Yogyakarta, 13 hingga 20 Januari 2022.
Presentasi kolaborasi seni ini antara lain menampilkan foto pemakaman dan perlengkapan ritualnya, foto seseorang dengan alat pelindung diri (APD). Karya lain yakni APD yang dilukis, hingga video. Material-material tersebut diolah dalam bentuk sajian instalasi.
Acara presentasi khusus ini merupakan bagian dari Rotten TV, sebuah platform penelitian penyiaran daring yang mempelajari topik “Pembusukan”.
“Kuratorial dari Situs Metaforis “Tubuh” mendorong konseptual tentang topik tubuh (atau tubuh manusia), bagimana makna tubuh yang hidup, perampasan hidup, dan ritual kehilangan bergeser di zaman masyarakat kontemporer seiring dengan munculnya berbagai krisis global,” terang Kurator Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat Manshur Zikri dalam pengantar kuratorial.
Lebih lanjut dijelaskan, kuratorial ini bertujuan memikirkan kembali bagaimana perubahan lingkungan berdampak pada perubahan tubuh dan makna sosialnya, baik dalam konteks realitas maupun representasinya.
Hasil kolaborasi antara Dwi Oblo dan Enka Komariah mengombinasikan disiplin fotografi berdasarkan pendekatan jurnalistik dengan seni gambar, seni performance, video, serta mengolah material-material tersebut dalam bentuk sajian instalatif.
Kerja artistik mereka berupaya mempersepsikan informasi berbasis citra dan memori, serta peristiwa lampau yang berhubungan dengan sejumlah situs spesifik di Yogyakarta, antra lain Tempuran Kali Opak-Oyo, Imogiri, Kabupaten Bantul; Merapi, Cangkringan, Kabupaten Sleman; dan Taman Maka Sasonoloyo, Mergangsan, Kota Yogyakarta.
“Hasil telaah artistik ini menghasilkan sebuah struktur semiologis yang menyoroti perubahan faktual dari kebiasaan masyarakat yang mengalami pergeseran cara hidup akibat pandemi. Nyatanya, perubahan yang terjadi pada lingkungan dan tubuh yang hidup juga berdampak pada berubahnya cara-cara masyarakat untuk memaknai kebutuhan dan kepentingan kultural,” kata Manshur. Pengunjung diwajibkan mendaftar terlebih dahulu di Cemeti - Institut untuk Seni dan Masyarakat sebelum berkunjung.
Kirim Komentar