www.gudeg.net, Yogyakarta - Kompetisi Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema) akan memasuki babak semifinal dan final pada tanggal 10-12 Oktober di Grha Sabha Pramana. Acara ini akan dimeriahkan oleh artis lokal dan expo, dimana 80% booth merupakan kreatifitas anak muda.
Antusias pendaftar pada tahun ini terbilang tinggi. Tahun 2016 lalu, jumlah peserta sekitar 500 dari 22 provinsi dengan mengambil 6 tema. Sedangkan tahun 2017 terdapat 1178 pendaftar dari 28 provinsi yang tergabung dalam 90 tim dengan kompisisi peserta 50 kick off dan 40 start-up. Kompetisi tahun ini mengambil tema ketahanan pangan dan industri kreatif. Ajang Soprema ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk menekan permasalahan sosial.
Dalam kompetisi ini, semua peserta tidak hanya mengikuti penilaian semata, namun juga serangkaian kegiatan. Selasa, 10 Oktober, mereka akan melakukan field trip di Taman Sungai Mudal, Kulon Progo. Ada pula kegiatan Expo Sociopreneur yang berlangsung mulai 10 hingga 12 Oktober di Ghra Sabha Pramana. Kegiatan Expo ini akan diikuti oleh para pemenang kompetisi SOPREMA 2016, pemenang kompetisi sociopreneur serupa, peserta kategori start up SOPREMA 2017, BUMN, swasta, dan peserta umum. Para peserta juga akan dibekali ilmu sociopreneur melalui kegiatan workshop dan coaching clinic pada tanggal 11 Oktober.
Pada 12 Oktober mendatang, akan diadakan seminar "Aksi Pemuda untuk Indonesiadi Grha Sabha Pramana dengan menampilkan Menpora Imam Nahrawi, perwakilan BRI, Budiono Darsono (presiden komisaris media Kumparan), dan Mustofa Romdloni (Presiden 4.0 Komunitas Tangan Di Atas /TDA)
Di malam Final (12/10) akan diumumkan pemenang, yang terdiri dari 5 pemenang untuk kategori kick off dan 4 pemenang untuk kategori start up. Selain itu juga akan dipilih stand favorit dan best performance presentasi. Kriteria penilaian dalam kompetisi kali ini dilihat dari segi substansi proposal, peserta akan dinilai dari sisi kelayakan bisnis, gagasan, dampak wirausaha sosial, dan keberlanjutan potensi bisnis sosial.
Dalam performa presentasi, peserta akan dinilai dari kejelasan peserta menggunakan alat peraga yang digunakan, kemutakhiran alat peraga, desain alat peraga, dan relevasi alat peraga dengan substasi dan cara penyampaian mereka dalam presentasi juga akan dinilai.
Sebagai penutup, Drs. Ponijan, Asisten Deputi Kewirausahaan Kemenpora RI mengungkapkan harapannya agar sociopreneur menjadi ujung tombak dalam mengidentifikasi masalah sosial dan menjadi solusi. "Harapannya generasi ini memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungannya karena hanya orang-orang yang memiliki jiwa seperti inilah yang akan menjadi pemimpin,” katanya.
Kirim Komentar