www.gudeg.net, Yogyakarta - Memasuki pintu depan, pelanggan akan dihadapkan dengan pilihan menu yang terbilang cukup minim. Menu yang menempel di dinding disertai dengan huruf AQ yang dipasang untuk menggugah rasa penasaran pelanggan.
AQ (Ask Questions) memang diharapkan untuk menjadi ice breaker untuk pelanggan dan barista agar percakapan terjadi. Ini juga mengapa menu yang ada terbilang sedikit. Menu yang ada dapat disesuaikan menurut pesanan pelanggan, apapun campuran yang diinginkan.
Mengusung konsep ngopi yang personal dan berkesan, kedai ini berusaha menumbuhkan rasa ‘rumahku’ pada pelanggannya. Karena alasan ini juga, pelanggan didorong untuk self-service, mengambil menu pesanan dan peralatannya sendiri dan berbagi meja dengan pelanggan lain.
Menurut pengelola Ivy Coffee, C. Yonathan, cara ini cukup berhasil membuat pelanggan merasa lebih nyaman, bahkan beberapa pelanggan terlihat membersihkan mejanya sendiri. “Seperti ini kan menimbulkan rasa kepemilikan, seperti di rumah sendiri,” jelas Yonathan.
Yang spesial dari kopi di sini adalah note fruity dan nutty yang dihasilkan oleh kopi Toraja. Mulai minggu depan karakteristik ini akan diperkuat dengan kehadiran pea berry Toraja grade A1 yang berasal dari perkebunan pribadi.
Biji kopi monokotil yang cukup langka ini menghasilkan kopi dengan rasa yang lebih bold, strong, fruity, tetapi clean. Espresso dari biji kopi ini sudah ditawarkan sejak kemarin, tetapi masih menjadi bagian dari percobaan. “Sejauh ini tanggapannya baik,” ujar Yonathan.
Ivy Coffee ada di Jl. Sidomukti, Condongcatur, Depok, Sleman. Jam operasionalnya dimulai dari pukul 10.00 pagi hingga pukul 01.00 pagi. Sedangkan harga menu dibanderol dengan harga flat, Rp 25.000 untuk varian kopi, coklat, dan buah, dan Rp 15.000 untuk varian teh dan pastry.
Kirim Komentar