www.gudeg.net, Yogyakarta - "JAFF ( Jogja-NETPAC Asian Film Festival ) setiap tahunnya mengangkat tema yang berbeda-beda, hal itulah yang menjadi JAFF berbeda dengan festival yang lainnya," tutur Budi Irawanto (Festival Director). Fluidity merupakan tema yang diangkat tahun ini. Sesuai dengan namanya “Fluidity” mencerminkan sifat dari air yang bisa beradaptasi di manapun dan dimedan apapun namun tetap mempertahankan karekter air itu sendiri. Seperti halnya JAFF yang harus terus mengikuti perubahan sosio kultural namun tetap mempertahankan karakter sejati sinema Asia.
Tahun ini JAFF akan berlangsung dari tanggal 1 hingga 8 Desember 2017 dan akan dilaksanakan di beberapa tempat seperti Taman Budaya Yogyakarta, Cinema XXI, CGV Cinemas dan Taman Tebing Breksi. Pre event akan dilaksanakan di Tebing Breksi (18-19 Nov 2017) hal ini merupakan tradisi dari JAFF yang tidak hanya merengkuh penonton dari kota saja namun juga dari luar kota.
Dengan memutar kurang lebih 115 film yang terdiri dari 63 film panjang dan 52 film pendek . Film-film tersebut berasal dari 22 negara di Asia. Tidak hanya Asia tenggara namun juga terdapat negara-negara lainnya yang ikut berpartisipasi seperti Tajikistan, Afganistan, Mongolia ,Timur Leste dll.
Penyelenggaraan JAFF tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena terdapat ISA ( Indonesian Screening Awards) yaitu penghargaan kepada film Indonesia terbaik. Kompetisinya terdiri dari : Asian Feature (kompetisi Film panjang Asia) dan Light Of Asia (pemutaran dan kompetisi film pendek Asia) dimana pemenang dalam program ini akan memperoleh penghargaan yang disebut Blencong Awards.
Selain kompetisi juga terdapat program-program yang lainnya seperti Program Asian Docs yaitu kolaborasi antara Festival Film Documenter (FFD) dengan Jogja-NetpAC Asian Film Festival (JAFF). Program Focus on Joko Anwar ( menghadirkan enam karya Joko Anwar ) dan Asian Prespective merupakan program sebagai wadah berbagai suara mengenai Asia, baik secara geografis dan kelompok corak ekonomi,politik dan social tertentu.
Selain itu juga terdapat workshop film untuk para new talent dari asia tenggara dan Korea sebanyak 25 orang. Mereka akan melakukan produksi film pendek yang nantinya film ini akan diputar di JAFF, pada tanggal 20 November hingga 8 Desember 2017. Ini merupakan program ketiga kalinya JAFF bekerja sama dengan APROFI ( Asosiasi produser Film Indonesia) dan BEKRAF.
“ Diharapkan dengan program ini akan muncul bakat-bakat baru pembuat film di Asia, “ tutur Isa Isfansyah selaku Executive Director.
Kirim Komentar