Seni & Budaya

Festival Equator Angkat Tema "Organizing Chaos"

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Senin, 27 November 2017 14:00
Festival Equator Angkat Tema "Organizing Chaos"
Performance Art SD TUMBUH - Pameran Festival Equator - Biennale jogja XIV

 

www.gudeg.net, Yogyakarta - Festival Equator, yang merupakan festival pendukung dan pendamping dari Biennale Jogja, dibuka pada Sabtu (25/11). Mengambil tema “orginizing chaos”, festival ini diadakan dengan tujuan memfasilitasi dialog tentang persoalan di lingkar equator, serta wacananya yang disebarkan ke masyarakat luas.

Tema “organizing chaos” dipilih sebagai tema dalam upaya mengangkat wacana atas dinamika persoalan-persoalan yang terjadi secara historis. Bentuk-bentuk peristiwa disusun sedemikian rupa sebagai sebuah teks implisit, yang bertujuan mengingatkan kembali momen-momen traumatik di masa lalu dengan mengaitkannya pada konteks Yogyakarta hari ini.

Berbeda dengan penyelenggaraan Festival Equator sebelumnya yang dilakukan secara gamblang, kali ini atribut atau identitas seniman dan komunitas yang menunjukkan bahwa aktivitas mereka merupakan bagian dari Festival Equator disamarkan. Aktivitas tersebut dilakukan pada bulan Oktober lalu.

Ada belasan seniman yang terlibat, antara lain dari AORSI (Asosiasi Olah Raga Sketsa Indonesia), Dhomas “Kampret” Yidhistira, Erson Padapiran, Ismu Ismoyo (OTeWe), Rolli “LoveHateLova”, SD Tumbuh, dan lainnya.

Salah satu peristiwa yang dihadirkan adalah Proyek Tapa Ngepit yang dilangsungkan sejak 10 Oktober lalu. Proyek ini diorganisir oleh Erson Padapiran dan kawan-kawan, dengan mengelilingi jalan-jalan protokol Yogyakarta. Selama sepekan penuh, mereka bersepeda seraya menggemakan bebunyian mistis sejak jam 3 pagi.

Pameran kali ini diharap bukan hanya dilihat sebagai dokumentasi atau proses, namun juga sebagai upaya reflektif publik atas peristiwa yang telah dihadirkan. Berlokasi di Jogja National Museum, pameran ini berlangsung hingga 5 Desember 2017.

Sejak 2011, Biennale meluncurkan seri equator, di mana setiap penyelenggaraannya, acara dua tahunan ini akan bekerjasama dengan negara di sekitar garis equator. Tahun ini, Biennale diselenggarakan Indonesia dan Brasil setelah sebelumnya Indonesia-India (2011), Indonesia-negara di kawasan Arab (2013), Indonesia-Nigeria (2015). Biennale Jogja sendiri masih akan berlangsung hingga 10 Desember 2017.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini