www.gudeg.net, Yogyakarta - Gudeg, merupakan salah satu makanan khas Jogja, namun gudeg yang satu ini tidak hanya khas tapi juga legendaris. Di daerah Sosrowijayan, dapat kita temui gudeg yang sudah mulai dijajakan sejak tahun 1940, yaitu gudeg Mbah Lindu.
Setyo Utomo, atau Mbah Lindu, merupakan salah satu penjual gudeg tertua di Jogja. Berawal dari berjualan keliling, perempuan 99 tahun ini kemudian berjualan di daerah Sosrowijayan, tepatnya di pos ronda samping Hotel Grage Jogja hingga sekarang. Nenek yang bertempat tinggal di Klebengan, Caturtunggal E 6, Depok, Sleman ini berjualan mulai pukul 05.00 sampai pukul 10.00.
Semenjak sakit sekitar 10 bulan yang lalu, kegiatan berjualan dilanjutkan oleh Ratiah, putri bungsunya. Rasanya masih terjaga karena hingga kini dengan dibantu putrinya Mbah Lindu masih meracik sendiri bumbu gudegnya.
Gudeg Mbah Lindu termasuk jenis gudeg basah. Seperti diketahui, ada dua jenis gudeg. Gudeg kering hanya memiliki sedikit santan sementara Gudeg basah mencakup lebih santan.
Terkenal dengan kelezatannya, membuat Gudeg Mbah Lindu mempunyai banyak pelanggan. Mulai dari tukang becak, pelajar, wisatawan dari luar kota seperti Surabaya, Jakarta, Kalimantan hingga wisatawan asing. Satu porsi gudeg dengan krecek telur harganya Rp 20.000. Ada pula bubur gudeg telur yang bisa dinikmati dengan Rp 15.000 per porsinya. Bisa juga jika ingin menambah suwir ayam dengan harga Rp 5000. Bisa disantap di tempat, namun memang tempatnya tak terlalu luas.
Ditemui di tempatnya berjualan, Ratiah berharap usaha yang telah berlangsung puluhan tahun ini selalu lancar. “Usahanya bisa besar, lancar, selalu sehat dan banyak rejeki,” tuturnya.
Kirim Komentar