www.gudeg.net, Yogyakarta - Taman Glugut, obyek wisata baru dan murah yang terletak di Desa Wonokromo RT 02, Wonokromo 1 Pleret Trimulyo Jetis Bantul. Tempat yang semula merupakan kebun kosong dan atas inisiatif beberapa warga, mereka mengadakan kerja bakti untuk membersihkan kebun tersebut dan dijadikan tempat bersantai.
Dinamakan Taman Glugut Karena dulunya tempat ini banyak pohon bambu. Glugut dalam bahasa jawa artinya sisik bambu. Sebelumnya pernah tercetus dinamakan Bendungan Indah namun karena sudah banyak yang menyebut tempat ini glugut maka dinamakanlah Taman Glugut.
Pembersihan kebun dilaksanakan September 2017, sedikit demi sedikit kemudian mulai ditambah fasilitas ayunan untuk anak-anak. Banyaknya orang tua dan anak-anak yang main ke tempat tersebut akhirnya per Januari 2018 tempat ini resmi dibuka untuk umum sebagai obyek wisata.
Taman Glugut dikelola oleh Pokdarwis setempat dan melibatkan tiga desa yang lokasinya berdekatan yaitu Desa Wonokromo, Desa Karangwuni dan Desa Karanganom. Tempat ini mulai viral sejak ditayangkan di salah satu televisi nasional.
Rencana awalnya adalah untuk wisata edukasi namun akhirnya rencana tersebut memudar karena banyaknya pengunjung dan rata-rata lebih tertarik di wisata perahu. Sebenarnya perahu sendiri sudah ada semenjak banjir yang merusak jembatan sebagai menghubungkan antar desa.
Di hari biasa tempat ini dikunjungi sekitar 200 hingga 500 orang, namun apabila hari libur, sabtu dan minggu jumlah pengunjungnya mencapai ribuan. Di sini Kita bisa bersantai di gazebo sembari mencicip jajanan yang ada .
Setiap harinya Taman Glugut buka mulai pukul 08.00 hingga 17.30 dan pukul 06.00 di hari minggu. Tiket masuknya, cukup mengisi kotak dana kebersihan sukarela. Apabila tertarik berkeliling naik perahu cukup membayar Rp 5000/orang. Pada hari minggu terdapat pasar kuliner ndeso yang menyediakan bubur ndeso, pecel, soto dan aneka makanan tradisional lainnya. Adapula wahana ATV dan senam sehat .
Menurut Fatahudin selaku bendahara dan termasuk salah satu pencetus ide, sudah membuat masterplan untuk ke depannya, mulai dari pintu masuk, kemudian akan dibuat jalur rute pengunjung, di tengah akan dibangun taman untuk anak-anak dan aneka permainan tradisional seperti gobak sodor, engklek, bakiak dan egrang. “Kami akan tetap mengutamakan wisata edukasi,” tutur pria 58 tahun ini.
Kirim Komentar