Gudegnet – Di selatan RS PKU Muhammadiyah, tepatnya di Jalan Nyai Ahmad Dahlan, bisa kita temukan sebuah kedai kopi bernuansa kolonial yang sangat apik dan adem. Kumpeni Coffee & Ice Cream namanya. Menunya tentu saja kopi dan es krim. Tapi tidak hanya dua itu, ada juga menu smoothies, coklat, matcha, teh, dan snack.
Tim Gudegnet datang menjelang sore, yang menurut kami adalah waktu yang tepat untuk datang ke sini dan menikmati kopi. Nama Kumpeni Coffe & Ice Cream terinspirasi dari bangunan yang masih terjaga semenjak zaman pendudukan Belanda tahun 1932. Handi Jatmoko, salah satu pemilik kedai kopi ini, juga menemukan bahwa Belandalah yang membawa kopi ke Indonesia dari Malabar, India tahun 1696, yang kemudian dibudidayakan di Kedawung.
Kumpeni, atau kadang ditulis ‘Kompeni’, adalah sebutan dari orang-orang Indonesia untuk orang-orang Belanda di masa kolonial. Sebutan ini di dapat dari nama belakang VOC, Vereenigde Oostindische Compagnie, kongsi dagang Belanda.
Di Kumpeni kita bisa menemukan banyak jenis minuman kopi, single origin, espresso based, biji kopi dari berbagai macam daerah, arabika, robusta, bahkan kita bisa menemukan Piccolo, kopi espresso based yang jarang kita temukan di Jogja. Salah satu bestseller di sini adalah Kopi Susu Kumpeni, tapi bestseller yang paling istimewa kopi wine.
Bukan kopi yang dicampur dengan wine, tetapi cita rasa fruity-nya yang serupa dengan wine. Bedanya dengan kopi biasa terletak di lama pengeringan dari ceri kopi menjadi biji kopi. Proses natural biasanya memakan waktu sekitar dua minggu, sedangkan kopi wine proses pengeringan tersebut diperlukan waktu yang lebih panjang, sekitar 30-60 hari, tergantung cuaca.
“Jadi, kopi wine bisa disebut fermented coffee, atau kopi yang mengalami proses fermentasi sebelum menjadi biji kopi,” jelas Handi. Kopi yang bisa diproses dengan cara ini adalah pohon kopi yang tumbuh di ketinggian lebih dari 1500 mdpl. Banyak petani kopi dari Aceh Gayo yang memproses kopi wine. Selain itu juga dari desa Tlahab, Sindoro, dan Temanggung di ketinggian 1.800 mdpl. “Yang di Kumpeni itu dari Sindoro,” jelasnya lagi.
Berawal dari tiga orang pemilik Kumpeni Coffee & Ice Cream yang suka berkumpul sambil ngopi tercetuslah ide untuk membuka coffeshop untuk memenuhi hasrat ngopi dengan beragam metode. Di sini minuman kopi single origin dengan berbagai metode saring dihargai Rp 15.000. Sedangkan minuman kopi lainnya ada di kisaran harga Rp 14.000 – Rp 22.000. Minuman Non-coffee, smoothies, dan teh ada di rentang harga Rp 5.000 – Rp 32.000. Sedangkan snack antara Rp 13.000 – Rp 15.000.
Kirim Komentar