Gudegnet - Gesti tampak sibuk melayani para pembeli yang sedang antri membeli jenang gempol buatannya. Meskipun terletak di dalam pasar dan hanya menggunakan ruas kecil yang cukup untuk menampung 4 panci dan tempat duduk seadaanya, tempat ini lumayan ramai bahkan pembeli rela untuk antri agar bisa mencicip jenang tersebut.
Gesti mulai berjualan dari pukul 8.00 hingga pukul 10.00 pagi setiap harinya. Terkadang sebelum pukul 10.00 dagangannya sudah habis terjual. "Bahkan liburan lebaran kemarin, harus tutup agak awal karena dagangannya sudah habis sebelum jam 10" tuturnya ketika berbincang dengan Gudegnet.
Usaha berjualan jenang gempol atau jenang gendrul ini merupakan usaha turun temurun dari ibu mertuanya. Ibu mertuanya sudah berjualan sejak tahun 1950, lokasinya juga tetap sama yang dijual juga sama. Yang jadi pembeda waktu itu, jenang dikemas di daun pisang dan "direnteng".
Satu porsi jenang dihargai Rp. 5000, kita bisa memilih empat macam jenang yang tersedia, yaitu jenang sumsum, jenang candil, jenang sumsum manis dan monte.
Gudegnet sempat berbincang dengan Rina, salah satu pembeli. "Kalau saya sudah langganan sejak tahun 60-an, waktu itu saya masih kecil dan yang berjualan masih ibunya, rasa jenangnya tidak berubah, enak, masih seperti yang dulu" tutur Rina.
Sedangkan Ani, seorang pembeli yang baru pertama kali membeli di sini mengatakan bahwa ia mengetahui jenang gempol ini dari internet. "Saya tahunya dari google, karena penasaran terus saya datangi saja, karena saya termasuk suka jajanan pasar dan tradisional" tuturnya ramah.
Kita bisa mencicip jenang gendrol bu Gesti ini di dalam pasar Lempuyangan sisi selatan, dari pintu masuk pasar belok ke kiri kemudian ke kanan. Jangan datang terlalu siang karena antriannya lumayan banyak dan agar tak kehabisan. Jenang tersebut bisa kita santap di tempat dengan menggunakan pincuk.
Jenang ini bikin penasaran krna beritanya. Dan ternyata, memang enak...
Kirim Komentar