Gudeg.net - Tingkat kesadaran masyarakat terhadap keberadaan museum di Jogja dinilai kurang, berangkat dari hal tersebut tercetuslah ide untuk membuat suatu event kolaborasi antara wisata museum dengan event kopi yang bertajuk Ngopi di Museum.
Museum dipilih karena ingin mengenalkan museum yang ada di Yogyakarta kepada masyarakat dan menjadikan Museum sebagai salah satu destinasi wisata yang diunggulkan. “Museum bisa sebagai destinasi wisata yang membanggakan” tutur Ayu Cornellia selaku Direktur Cornellia&Co PR&Marketing.
Sedangkan mengangkat tema kopi, karena saat ini budaya Ngopi sedang hits di Jogja. Banyak orang berdatangan ke Jogja hanya untuk belajar mengenai kopi. Masyarakat beranggapan Jogja merupakan pusatnya kopi. “Ngopi tidak hanya bisa di coffeeshop saja, namun bisa juga dilakukan di Museum,” Jelas Ayu.
Ngopi di Museum Sandi merupakan event kolaborasi antara Cornellia&Co PR&Marketing, Klinik Kopi dan Duta Museum DIY. Ini merupakan event kedua setelah sukses di event perdana pada bulan Maret 2018 di Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Berbeda dengan event sebelumnya, kali ini pengunjung tidak hanya bisa menikmati kopi namun juga diajak untuk berkeliling Museum Sandi. Selain itu adapula games, workshop dan diskusi.
Acara yang berlangsung pada hari minggu, 22 Juli 2018 terbilang sukses. Hal ini terlihat dari antusias pengunjung yang mulai memadati venue semenjak pagi. Meskipun hanya berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00, terjadi peningkatan pengunjung dibanding event sebelumnya. Pada bulan Maret total pengunjung ada 1031 sedangkan event kali ini total pengunjung 1045 orang.
Ditemui gudeg.net di sela acara, Vivi pemilik Klinik Kopi mengungkapkan, ide awal membuat acara ini karena merasa pertumbuhan industri kopi di Jogja sudah pesat. Pengunjung yang datang dari luar kota, melihat Jogja sebagai kiblatnya industri kopi. Berawal dari hal itulah pasangan suami istri Pepeng dan Vivi, berusaha membuat sesuatu yang berbeda dan membuat wadah bagi orang yang suka kopi dan kumpul-kumpul.
“Karena ngopi baru hit dan banyak diminati orang, kami mau komunitas yang besar ini dibawa ke museum agar tingkat kunjungan ke museum juga bertambah,” jelas Vivi.
Acara ini diikuti oleh 12 tenant yang terdiri dari 10 tenant kopi dan 2 tenant makanan. Tenant kopi yang ikut berpartisipasi diantaranya, Klinik Kopi, Pitutur Kopi, Awor Kopi, Darat Coffee lab, Space Coffee roastery, No.27 dan yang lainnya. Dan semuanya menggunakan manual brew.
Tujuan dari event ini bisa saling mempertemukan pengunjung antara warung A dengan warung B,” jelas Pepeng. Jogja merupakan kota yang kaya akan kopi, sehingga menjadikan Jogja sebagai ikon Kota Warung Kopi. Selain gudeg dan bakpia, kopi juga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh dari Yogyakarta, jelas Pepeng
Kirim Komentar