Gudeg.net - Pameran bersama kelompok Tenggara bertajuk Se-Yogya-nya, bisa dimaknai dengan Yogya, kota di mana pameran ini diselenggarakan, namun bisa juga diartikan dengan kata “sebaiknya”.
Pameran ini menampilkan karya dari 9 seniman yang tergabung dalam kelompok Tenggara,yaitu Agus Baqul, Ayu Arista Murti, Dadi Setiyadi, Heri Pur, Luddi Astaghis, Sumbul Pranov, Suryadi Suyamtina, Utin Rini dan Yaksa.
Ditemui di sela pameran, Agus Baqul mengungkapkan “Seyogyanya, dikembalikan ke senimannya masing-masing, penafsiran masing-masing seniman memang berbeda-beda apa arti seyogyanya,”.
Agus Baqul dalam pameran kali ini berusaha menuangkan pemikirannya tentang pembelajaran sederhana mengenai politik. Karya-karyanya bersifat abstrak dan banyak menggambarkan angka, angka menjadi symbol tersendiri bagi Agus, karena menurutnya jaman sekarang orang berpikir serba angka dan menggambarkan hidup yang penuh dengan angka. Dua karyanya yang bertema “Mengubur benih” dan “Kabar dari Istana” tampak menghias dinding pameran.
Seniman yang lainnya seperti Ayu Arista Murti lebih bercerita mengenai percakapan antara diri dengan karya serta alam sekitar hal ini tertuang dalam karyanya yang bertajuk “Bersama air memurnikan diri”.
Lukisan relief Dadi setiyadi dengan tema “Identitas pesan menuju ruang luas” memaknai keinginan yang terus ingin membawa identitas budaya tradisi lokal yang mulai tergerus di tengah perkembangan zaman.
Lukisan Heri purwanto, mencoba mengobati kerinduannya akan masa kecil dan dituangkan ke dalam sebuah karya.Lukisan tersebut digambarkan sebagai benda penghubung antara dirinya dengan masa lalu.
Tidak kalah menariknya, Luddi Astaghis masih tetap dengan karyanya yang sarat dengan kritik dan ketimpangan sosial, namun kali ini Luddi lebih bercerita dan mengkritik diri sendiri. Karyanya yang bertema “Aktor” di simbolkan dengan boneka-boneka kecil yang bergelantung di ruang sisi utara .
Di bagian tengah kita akan menemui karya Sumbul Pranov yang sarat denga tema sosial dan politik. Suryadi Suyamtina “Tetap kuat dan terhubung dengan sekitar” , sosok seorang Ibu dituangkan dalam lukisan yang digambarkan dengan wajah perempuan dengan nama mulai dari “Miss 6 hingga Miss-9.
Utin Rini berusaha “Meraih keberadaan untuk menerima bahagia” dan Yaksa Agus memaknai persahabatan imajinasi dan realitas dalam cerita.
Kita bisa menyaksikan karya berkualitas dari para seniman tersebut di Jogja Gallery hingga 12 Agustus 2018.
Kirim Komentar