Gudeg.net—Tidak jauh dari pusat kota, dekat Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi, ada sebuah coffee shop kecil yang menempati rumah tua. Tempatnya tidak besar, namun ditata dengan sangat apik. Banyak buku dan tanaman yang bisa menemani waktu ngopi. Nama tempat ini pun terdengar sangat bijak, Pitutur Coffee Shop.
Di kedai kopi yang operasional sejak 26 September 2016 ini, kita selalu ditemani dengan alunan radio musik klasik yang memainkan musik semacam Debussy, Bach, dan Morricone. Banyak buku dengan tema sastra maupun serba serbi kopi dapat kita baca di sini.
Nama Pitutur sendiri didapat dari ketidak sengajaan. “Sebenernya iseng waktu itu, ngobrolin Tutur Tinular, eh, kayaknya pitutur bagus. Terus dijadikan akronim dari kopi, tulisan, dan kultur,” jelas Ponco Kusumo, pemilik sekaligus barista di Pitutur Coffee Shop.
Ponco juga menjelaskan bahwa pitutur sendiri dalam Bahasa Jawa dan Sunda memiliki definisi ‘petuah’. Harapannya agar harum kopinya dapat memberikan dampak positif.
Pitutur memiliki signature drink berupa kopi susu dengan bermacam varian. Tinular, yang merupakan kopi susu biasa. Kalandra, yang memiliki note cokelat. Mandaka, dengan rasa cenderung floral. Dan Subako yang penyajiannya unik. Kita menyiramkan susu diatas kubus kopi beku.
Tidak hanya kopi, mereka juga punya signature drink non coffee, Micasa. Minuman ini adalah minuman cokelat susu dengan karamel. Dinikmati panas, sangat membahagiakan. Diminum dingin, bisa habis sekali teguk!
Seluruh signature drink coffee hanya dapat disajikan dingin. Untuk menikmatinya kita membayar dengan harga sama, Rp 25.000. Micasa dihargai Rp 20.000 panas, dan Rp 22.000 dingin. Tentu tidak hanya signature drink saja. Kita bisa menemukan single orgin dari Kenya, Etiopia, Gayo, dan lainnya.
Untuk espresso based ada espresso, americano, flat white, cappuccino, cafe latte, moccachino, vanilla latte, caramel latte seharga Rp 20.000 sampai Rp 27.000. Pitutur biasa mengambil biji kopi dari roastery Jakarta dan Jepang.
“House blend-nya kita request campuran Etiopia dan Gayo, full arabica,” ungkap Ponco. House blend yang digunakan untuk kopi susu merupakan campuran robusta dan arabica.
Bagi yang ingin menikmati teh ada original tea, lychee tea, peach tea, dan Japanese tea, seharga Rp 15.000 sampai Rp 27.000. Sangat disarankan untuk mencoba Japanese tea. Ada varian Maple Apple, Cherry, Strawberry, dan Jasmine. “Kami ambil dari petani Jepang. Konsepnya seperti koperasi,” ujarnya.
Coffee shop ini berlokasi di Jalan Bausasran 60 Purwokinanti, Pakualaman. Buka dari jam 14.00-23.00, hari Selasa sampai Minggu. Jangan ragu untuk bertanya seputar menu Pitutur pada barista yang bertugas.
Kirim Komentar