Gudeg.net—Ngopi, nyoklat, ngursus, ngobrol, nongkrong, ngrungokake, madhang. Semua hal ini bisa kita lakukan di satu tempat. Mol Coffee and Space memberikan ruang untuk siapa saja menikmati waktu dan berkegiatan di sini.
Operasional sejak Oktober 2020, kedai kopi di bilangan sekitar Jalan Kaliurang ini selalu memiliki kegiatan seru untuk diikuti.
“Menurut saya coffee shop atau warung itu tidak hanya berjualan. Tapi kita juga bisa bermanfaat untuk semua orang. Mau bikin apapun di sini bisa,” ujar Rarya Lakshito Jati, pemilik Mol Coffee and Space saat berbincang dengan Gudegnet pekan lalu.
Ia bercerita ia ingin tempatnya selalu aktif dan hangat. Karena alasan ini pula lah hadir Mol Event and Course (MEC).
MEC cukup sering mengadakan acara seperti pameran seni rupa foto maupun lukisan, hearing session, dan kursus.
Hearing session diperuntukkan anak musik solo maupun kelompok yang ingin mempromosikan karyanya. Bukan hanya dipromosikan, di acara ini karya juga akan dibedah dan ditilik bersama-sama.
Acara yang diberi nama “De Barbar (Dengerin Bareng-bareng)” ini rutin diadakan setiap hari Kamis. Menurut penjelasan Rarya, hearing session tidak berhenti sampai di Mol saja. Melalui jaringan Mol, musisi dapat meneruskan perjalanan promosinya untuk tampil di tempat lain.
“Industri musik di Jogja lumayan bagus banget. Semenjak kita mulai bareng-bareng, ada tempat, ada gagasan akhirnya (musisi) gak usah bingung lagi mau promo, (kami) ada jalurnya,” ucap Rarya.
Bagi yang tertarik untuk mempromosikan karyanya cukup follow akun Instagram Mol Event and Course dan silakan DM (direct message) untuk mengantrekan karyanya. Peminat De Barbar memang cukup banyak hingga harus mengantre untuk mendapatkan slot.
Tak hanya itu, di hari Selasa terkadang ada acara “Dosen Tamu”. Di kegiatan ini seorang ahli di bidangnya datang dan membagikan ilmunya. Acara ini tidak dipungut biaya.
Beberapa ilmu yang sudah pernah dibagikan dan diperbincangkan seperti; ‘Manajemen Seni’ bersama Savytri Ika Dewi, ‘Manager dan Guru Anak Kebutuhan Khusus’ bersama Sandy Yanuarta, ‘Skena Musik 90an’ bersama Richardus Arditya, dan banyak lainnya.
Mol juga menyediakan ruang bagi yang ingin kursus apa saja. Mol akan menghubungkan peminat kursus dengan guru.
Nama ‘Mol’ sendiri diambil dua bisnis yang disatukan. “Mol itu sebenarnya merger antara dua usaha, Titik Nol spesialis kopi sama Mobi spesialis coklat dan experimental drink,” jelas pria yang juga terdaftar sebagai guru Cello di Ethnictro Music Education ini.
Tak sekadar menggabungkan dua nama tersebut, istilah ‘Mol’ dalam bahasa kimia yang berarti ‘molekul’; pertemuan dua zat.
Di Mol kita bisa menikmati ragam minuman coklat dan kopi. Ada juga minuman espresso based (café latte, flavour latte, conhielo, cappucino, milk based (mikult orange, mikult mango, latte), dan kombucha (apel, pisang, jahe, anggur).
Harga minuman ada di kisaran Rp12.000-Rp25.000. Mol juga memiliki makanan ringan pendamping seperti Mie Bar-Bar, Snack Bucket, Cookies, Puding Jagung, dan lainnya.
Makanan berati pun ada. Mengadaptasi gaya rumahan, Mol menyajikan makanan berat tanpa daftar menu. Menu yang disajikan setiap hari berbeda-beda. Semua menu sehari-hari dipatok dengan harga yang sama Rp20.000 plus es teh atau lemon tea.
Mol Coffee and Space berlokasi di Jalan Pandega Duta III No.2, Caturtunggal, Depok. Mol berada di bangunan yang sama dengan Kebun Roti.
Buka setiap hari pukul 13.00-22.00 WIB kecuali hari Minggu buka pukul 15.00 WIB. Selama pandemi ini last order dibatasi pukul 20.00 WIB.
Parkiran cukup terbatas, jadi bagi pengemudi mobil lebih baik menggunakan kendaraan umum.
Kirim Komentar