Gudeg.net— Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Senin (20/8) mendatangi lokasi gempa Lombok, di NTB. Orang nomor satu di Jogja itu menyerahkan bantuan kepada Pemda Lombok, berempati pada kejadian bencana alam, gempa Lombok hari Minggu (5/8) lalu dengan magnitudo 7 SR.
Bantuan sebesar Rp 2,1 miliar dan dua truk kontainer berisi sembako dan obat-obatan ini diterima oleh Wakil Gubernur NTB, H. Muhammad Amin, SH. MSi., didampingi Sekda NTB Ir Rosiadi Sayuti, di Ruang Rapat Kantor Gubernur NTB di Mataram.
''Kami sangat berterima kasih dikunjungi Sri Sultan. Kunjungan Sri Sultan adalah obat stres yang mampu membangkitkan semangat kami,“ ungkap Rosiadi Sayuti di halaman lansiran Humas Pemprov DIY.
Selain memberikan bantuan, Sri Sultan juga berbagi cerita dan saran mengenai penanganan kerusakan bencana dan manajemen manusianya. Seperti diketahui, tahun 2006 Jogja juga dilanda gempa, dengan magnitudo lebih kecil, dan erupsi Gunung Merapi di tahun 2010. Saat itu infrastruktur yang rusak berat mencapai 98.000, dan 111.000 rusak ringan.
Sultan memprediksi bantuan korban gempa NTB akan dikucurkan Rp 50 juta /KK. ''Saya mengingatkan hati hati mengelola bantuan, jangan sampai kemudian menjadi bencana bagi birokrasi di Pemda NTB. Saya kira perlu minta bantuan BPKP dan BPK untuk melakukan pendampingan pengelolaannya,'' sarannya.
Ngarsa Dalem juga menyarankan untuk membangun hunian sementara atau shelter. Menurut Beliau, tenda sangat panas dan tak nyaman untuk ditinggali. Walaupun shelter dibangun dari bambu, masih lebih baik dari pada tinggal di tenda.
“Pembangunannya bisa dianggarkan dari APBD ataupun pihak ketiga. Bantuan tidak harus dihabiskan, karena begitu jalanan rusak belum tentu ada anggaran APBN. Nah sisa tadi itu bisa untuk membangun jalan dan jembatan. Kuncinya bagaimana kita me-manage,'' ujar Sri Sultan.
Ir Baduyono, MSc, mantan Ketua Tim Rehab Rekons, menyampaikan atas dasar arahan Sri Sultan, pembangunan rumah korban jangan menggunakan kontraktor. Tetapi, dikerjakan sendiri dengan sistem gotong royong. Jadi masyarakat membuat pokmas (kelompok masyarakat) yang terdiri dari 10-15 orang yang didampingi fasilitator senior.
Bayudono juga mengungakapkan bahwa Gubernur cukup menandatangani SK Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) , tidak perlu terlibat langsung dalam mengelola dana bantuan.
Penyerahan bantuan juga dilakukan oleh Bupati Bantul, Drs. H. Suharsono, yang menyerahkan bantuan dari masyarakat Bantul, diikuti berturut-turut oleh Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi, Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun serta Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi.
Kirim Komentar