Gudeg.net - Jas Merah (Jangan Sesekali Melupakan Sejarah), sejarah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan suatu bangsa. Mungkin ini yang akan disampaikan dalam pameran kumpulan koleksi Nasirun bertajuk “Jas Merah”.
Menurut Kus Indarto selaku curator pameran menjelaskan “Pameran ini menyadarkan kembali kepada publik seni rupa akan betapa pentingnya sebuah dokumentasi.” Menurutnya dokumentasi tidak hanya bisa dilihat sebagai sekumpulan benda lawas, namun merupakan sejarah yang bisa membaca pergerakan peradaban dan kebudayaan di masa lampau.
Pameran ini memajang sebanyak 76 karya koleksi Nasirun yang terdiri dari 71 karya 2 dimensi dan 5 karya 3 dimensi, dan dimana 61 karya berasal dari seniman senior yang sebagian besar sudah meninggal. Beberapa karya seniman senior diantaranya mulai dari sketsa Raden Saleh, sketsa S. Sudjojono, Hendra Gunawan, lukisan Djoko Pekik, Affandi, Basuki Abdullah, Basuki Resobowo, Emiria Soenasa dll.
Sejumlah karya yang terpajang mulai dari sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan. Seperti karya Kho Khembing tahun 1944 bahkan ada beberapa karya yang tidak diketahui tahunnya.
Tidak lepas dari sejarah penting yaitu karya Raden Saleh yang berjudul “Penangkapan Diponegoro”. Sketsa dari pensil di atas kertas berukuran 24 x 31,5 cm,tidak jelas persisnya tanggal dan bulan pembuatan sketsa itu. Tapi bisa dipastikan pada tahun 1857, sama persis dengan tahun pembuatan karya lukisan yang menjadi karya puncak Raden Saleh, “Penangkapan Diponegoro”.
Adapula beberapa karya Emiria Soenassa, seorang pelukis wanita asal Tidore yang hingga sekarang tidak diketahui keberadaannya dan beberapa karyanya sempat diburu oleh kolektor seni. Bahkan dalam pameran ini memajang lukisan motor karya Ki Hajar dewantara. “Saya sendiri baru tahu kalau Ki Hajar pintar melukis ,” tutur Nyoman selaku Pemilik Indiart House.
Tidak ketinggalan replika patung Jenderal Gatot Subroto yang terpajang di pameran ini. Replika tersebut adalah “rancangan” yang kemudian betul-betul dibuat sebagai patung berukuran besar dan diletakkan di pertigaan Berkoh, di depan Rumah Sakit Margono, kota Purwokerto.
Rencananya pameran semacam ini akan menjadi annual event, yang berisi karya seni yang bicara tentang perjuangan bangsa dan nasionalisme. Kita bisa menyaksikan saksi sejarah yang tertuang dalam seni ini di Indieart House hingga tanggal 31 Agustus 2018.
Kirim Komentar