Gudeg.net- Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur,Prambanan dan Ratu Boko Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Sleman menyelenggarakan Festival Ratu Boko pada 22-23 September 2018 lalu. Festival yang digelar dua hari itu menghadirkan beragama jenis kesenian tari salahsatunya adalah Tarian Kolosal Sumunaring Abhayagiri oleh Jurusan Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta yang hadir pada hari kedua festival,(23/9).
Otto koreografer tari Abhayagiri UNY menuturkan," Tari Sumunaring Abhayagiri mengisahkan tentang seorang raja yang bertahta di Kraton Ratu Boko bernama Pancapana merasa gelisah dan meninggalkan istana menemui rakyatnya yang sedanga mengalami penderitaan hidup dikarenakan ada segerombolan perusuh. Dia memberi semangat pada rakyatnya agar bangkit dari keterpurukan," ungkapnya. "Dulu ceritanya di Kraton Ratu Boko terjadi sebuah tragedi prebutan tahta yang berkepanjangan sejak awal Kerajaan Mataram,"tambahnya saat diwawancara.
Tarian Sumunaring Abhayagiri termasuk tari yang hanya saat tertentu dipentaskan dan pada Festival Ratu Boko inilah disajikan kepada khalayak ramai. Tari yang melibatkan lebih dari 30 penari ini memakan waktu selama hampir 1 jam pementasan. Suasana hening dan khidmat saat pementasan bercampur dengan suara gamelan yang ditabuh. Dan selama pementasan seluruh pengunjung merasa sangat menikmati alur ceritanya.
Kirim Komentar