Gudegnet - Sebagai upaya untuk melestarikan dan mengembangkan karya Warisan Budaya Takbenda (WBTb), Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan menggelar acara Perayaan Warisan Budaya Takbenda pada 12 hingga 14 Oktober 2018 mendatang.
Warisan Budaya Takbenda meliputi antara lain tradisi atau ekspresi hidup seperti tradisi lisan, seni pertunjukan, praktek-praktek sosial, ritual, perayaan-perayaan, pengetahuan dan praktek mengenai alam dan semesta atau pengetahuan dan keterampilan untuk menghasilkan kerajinan.
Dalam acara ini juga akan dilakukan penyerahan sertifikat WBTb kepada Bupati dan Walikota DIY oleh Gubernur. Pada tahun 2017, DIY telah mendapatkan 37 sertifikat WBTb dari Kementerian Kebudayaan. Singgih Raharjo, Wakil Kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta mengatakan, dengan penyerahan ini diharapkan bupati dan walikota ikut mengembangkan tradisi, keterampilan, kuliner yang sudah mendapat pengakuan sehingga menjadi pola kolaborasi.
"Tentunya semua itu kami berharap ujungnya adalah kemandirian masyarakat," ucap Singgih saat jumpa pers Jumat (5/10).
Singgih menambahkan, acara ini akan mendorong bupati, walikota dan masyarakat untuk menggali potensi daerah masing-masing untuk mengusulkan WBtb yang berada di wilayahnya.
Pleret dan Wonokromo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan supaya perayaan tak hanya tentang WBTb namun juga berbicara tentang Warisan Budaya Benda, mengingat Pleret pernah menjadi lokasi Kerajaan Mataram Islam. Mengangkat tema "Golong Gilig Mataram", acara ini akan terbagi dalam tiga bentuk kegiatan yakni Pergelaran, Pameran, serta Sarasehan dan Workshop.
Termasuk dalam pegelaran antara lain Beksan Golek menak, Angguk, Jathilan, hingga Kunthulan. Sementara itu pameran terbagi menjadi dua, yakni Karya Budaya dari Keraton Yogyakarta dan Karya Budaya dari Luar Keraton.
Untuk kegiatan sarasehan akan diisi dengan sarasehan mengenai seluk beluk bergodo keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, memaknai Upacara labuhan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan yang lainnya. Sedangkan workshop akan diisi dengan Peragaan Tedaksiten, Peragaan Tatacara Palakrama, Pembuatan Manten Bekakak, juga Pawai dan Pasar Tradisional.
Kirim Komentar