Gudeg.net- Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menggelar pementasan kesenian tradisional ketoprak sebagai tanda dimulainya event kebudayaan di Yogyakarta pada tahun 2020 di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (8/1).
Ketoprak yang dimainkan mengangkat lakon Kukuh dengan mengadopsi dari naskah karya Bondan Nusantara berjudul Mawar ing Watu Candhi sebuah hikayat cerita rakyat Bandung Bondowoso.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Arus Eko Nugroho mengatakan, pementasan ini tergolong istimewa karena menampilkan jenis ketoprak Rebon yang sudah lama tidak dimainkan.
"Ketoprak Rebon merupakan kesenian drama tradisional yang hanya ditampilkan setiap Rabu malam (Rebonan) atau malam Kamis. Dinas Kebudayaan DIY berencana pada tahun 2020 ini akan menampilkan kesenian ketoprak selama satu tahun penuh," ujar Aris Eko Nugroho.
Rencananya Ketoprak Rebon akan dipentaskan setahun penuh dengan judul atau lakon yang berbeda pada setiap minggunya.
Aris juga mengungkapkan, demi menghindari kebosanan pada penonton, pementasan akan diselingi dengan kesenian dagelan mataram. Pementasan akan terbagi menjadi dua yaitu tiga kali kesenian ketoprak dan satu kali dagelan mataram.
“Malam ini lakon Kukuh, minggu kedua lakon 15 getih pungkasan, minggu ketiga Beranak dalam Kubur dan minggu keempatnya Dagelan Mataram,” ungkapnya.
Dengan pementasan ini Aris berharap agar para kaum milenial dapat turut berpartisipasi atau mulai mengapresiasi kesenian tradisional yang dimiliki oleh DIY.
“Kami mengundang seluruh generasi milenial untuk dapat terlibat langsung pada setiap event atau objek budaya yang digelar oleh Dinas Kebudayaan. Dengan seperti itu, generasi milenial dapat bersatu dan merasakan yang berkaitan dengan kebudayaan,” harap Aris.
Sementara itu Pimpinan Produksi Ketoprak Dwi Cahyo Putro menuturkan, ketoprak yang dipentaskan malam ini seluruhnya dimainkan oleh para anak muda yang tergabung dalam Ketoprak Muda DIY.
“Ketoprak Muda DIY merupakan para seniman generasi milenial yang berada dalam asuhan Tim Pengembangan Kethoprak DIY,” tutur Dwi Cahyo Putro.
Cahyo melanjutkan, ketoprak harus dapat menjadi salah satu ikon kebudayaan asli Yogyakarta karenanya harus ada generasi penerus yang berasal dari kaum milenial agar tidak hilang di telan waktu.
“Dengan ikut sertanya para generasi milenial dalam bidang kebudayaan terutama ketoprak nantinya akan berdampak regenerasi dengan para seniman ketoprak yang kebanyakan sudah sepuh,” lanjutnya.
Pementasan ketoprak Rebon yang dimulai pada pukul 19.30 WIB ini berdurasi sekitar 1,5 dan bersifat tidak berbayar atau gratis bagi seluruh masyarakat.
Kirim Komentar