Sekelompok seniman yang tergabung dalam kelompok Hip hip hura hura menggelar karyanya di Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran yang diikuti oleh enam perupa ini menggambarkan identitas diri dari masing-masing perupa. Setiap seniman memiliki identitas yan berbeda-beda dan di tangan mereka Limbah pun disulap menjadi karya seni yang menarik.
Pameran ini tidak memiliki konsep yang telalu berat, maka kelompok perupa ini menamakan dirinya kelompok Hip Hip Hura Hura.
Enam perupa tersebut yaitu N Rinaldy, Hery Sudiono, Pambudi Sulistio, Gunadi Uwuh, Anton Yunismono, dan Eiwnd Suryo dengan mengangkat identitas masing-masing dan mempunyai konsep sendiri-sendiri.
N Rinaldi menampilkan lima karyanya yang terdiri dari empat lukisan dan satu instalasi dari kawat bekas. Di salah satu lukisannya yang berjudul Pak Bewok Main Yoyo merupakan penggambaran dirinya sendiri. “Karya saya hanya sebatas bermain dan sebatas romantisme,” tuturnya. Pak Bewok Main Yoyo menceritakan pengalamannya saat main yoyo hingga malam yang mengakhibatkan yoyonya di buang. “Pak bewok menggambarkan saya sendiri,” ujarnya lagi.
Pemanfaatan limbah sekitar bisa kita lihat pada karya Gunadi Uwuh dengan memanfaatkan tutup botol bekas dan tuts keyboard pada karyanya yang berjudul 2019 (fragment an Ant Series) dan Pelungguh.
Tidak jauh berbeda, Pambudi Sulistyo mencoba mengkaryakan botol bekas dan daun yang telah difiber hingga menghasilkan karya kontemporer “Deforestasi”.
Pameran ini akan berlangsung hingga 20 Oktober dan 50% hasil penjualan akan disumbangkan ke korban bencana di Sulawesi Tengah.
Kirim Komentar