Gudeg.net— Prof. James T. Collins hadir dalam program Guest Lecture di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY), Rabu (17/10). Profesor dalam bidang Linguistik Melayu-Polinesia tersebut menyampaikan kuliah bertajuk ‘Language, Linguistics, and Technologies: Innovations and Continuities’.
Collins mengungkapkan, bahwa teknologi dan bidang linguistik selalu berjalan berdampingan. Teknologi memberikan banyak kemudahan dalam kerja-kerja bidang linguistik. Sebaliknya, bidang linguistik memberikan nilai dari perkembangan teknologi.
“Dalam tinjauan sejarah, bidang linguistik mulai berkembang cepat sejak Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg (1398 - 1468) menemukan mesin cetak pada 1450. Sejak saat itu, buku-buku dicetak dan bidang linguistik berkembang lebih pesat,” ungkap dosen dan peneliti dari Universiti Kebangsaan Malaysia tersebut.
Penulis buku An Introduction to Etymology itu menceritakan lebih lanjut bagaimana Christoper Sholes lalu menemukan mesin tik pada tahun 1868. Linguis semakin terbantu dalam pekerjaan dan penelitiannya. Memasuki abad ke-21, teknologi berkembang pesat, diikuti oleh bidang linguistik. Menurutnya, antara kedua hal ini sejak lama terjalin hubungan simbiotik.
Selain memberikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa, profesor di bidang linguistik tersebut juga memberikan presentasi dalam forum diskusi dosen linguistik FBS UNY. Diskusi ini bertajuk ‘Language Revitalization and Community Employment’.
“Indonesia memiliki lebih dari 720 bahasa daerah yang harus direvitalisasi,” tutur James.
Kehadiran Prof. James T. Collins merupakan tindak lanjut kerjasama antara FBS UNY dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dalam pengembangan kualitas perguruan tinggi. James T. Collins adalah Profesor dan Felo Penyelidik Utama di UKM asal Chicago, Amerika Serikat.
Selain menerbitkan sejumlah buku dan jurnal, Collins juga merupakan ahli linguistik terkemuka dalam bidang linguistik komparatif, leksikografi dan sosiolinguistik. Bidang pengkhususan Collins meliputi bahasa-bahasa Melayo-Polinesia dan memberi sumbangan yang amat besar kepada bidang pengajian Austronesia. Collins banyak meneliti dialek-dialek di Indonesia, khususnya di daerah Maluku, Kalimantan, Semenanjung Malaysia dan Sarawak.
Kirim Komentar