Gudeg.net- " Pada tahun 2008 kami pecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan 48 jam dan tahun ini akan kami pecahkan Muri kembali dengan 72 jam nonstop," ujar Sunarto Kepala Dinas Kebudayaan Bantul disela-sela acara Gelar Macapat 72 Jam Non Stop di Pendapa Sasana Krida Rumah Dinas Bupati Bantul Trirenggo Bantul,(24/10).
Menurutnya tahun ini merupakan tahun ke dua gelaran macapat massal ini dilakukan dengan peserta sebanyak 300 orang lebih. Mereka terbagi atas 24 paguyuban dan para pelajar yang berasal dari 17 kecamatan dari Kabupaten Bantul.
Macapat non stop ini dimulai sejak pukul 9 pagi selasa(23/10) dan akan berakhir pada pukul 9 pagi pada jum’at (26/10). Secara pelaksanaannya akan bergilir terus setiap antara 3 jam sekali dengan pertimbangan bila terdengar kumandang adzan akan sedikit memelankan suara para peserta macapat.
Naskah Gelar Macapat Massal 72 Jam kali ini yang dibawakan terdiri atas 15 naskah yang berisikan tentang pesan-pesan moral kepada bangsa dan kebanyakan merupakan naskah-naskah macapat kuno.
Pembina Macapat DIY Projosuwasono mengatakan tujuan utama dari gelaran Macapat ini adalah mengangkat kembali tembang-tembang Macapat Kuno agar masyarakat juga mengerti khususnya generasi muda bahwa isi dari naskah macapat sangat relevan dengan keadaan sekarang.
" Naskah Macapat yang sudah ada sejak dulu banyak mengandung isi tentang nasihat dan ajaran adiluhung tentang kehidupan dan kami bawakan atau lantunkan selama 72 jam non stop tanpa berhenti," ujarnya
Meskipun gelaran macapat massal ini dilakukan selama 72 jam melebihi tahun 2008 selama 48 jam,namun pihak penyelenggara tidak mengundang dari pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk datang menilai. Penyelenggara berharap masyarakat akan lebih perduli dengan kegitan macapat ini agar tetap ada dan berharap kepada generasi millenial ikut turut melestarikannya.
Kirim Komentar