Berita

Pemkot Yogyakarta Benahi Aksesibilitas untuk Difabel

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Kamis, 01 November 2018 18:00
Pemkot Yogyakarta Benahi Aksesibilitas untuk Difabel
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat Lokakarya untuk Mendorong Partisipasi Kelompok Rentan dalam Upaya Implementasi Pembangunan Inklusif, Selasa (23/10)

Gudegnet - Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya terus meningkatkan aksesibiltas untuk difabel.

“Segala sesuatu tentang pembangunan-pembangunan baru kita sudah punya pedoman untuk memberikan kesempatan untuk memberikan kesempatan akses kepada temen-temen difabel,” ucap Heroe ketika ditemui usai acara lokakarya untuk mendorong partisipasi kelompok rentan dalam upaya implementasi pembangunan inklusif di Hotel Horison Ultima beberapa waktu lalu.

“Termasuk jalan-jalan, trotoar, semuanya sekarang tidak bisa tidak, harus mempertimbangkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas,” ucapnya lagi.

Ia juga menyampaikan, membuka akses-akses publik bagi penyadang disabilitas merupakan hal penting. Terkait hal ini salah satu upaya adalah penertiban PKL yang menempati trotoar karena melanggar hak pejalan kaki dan difabel khususnya.

“Semua ada prosesnya. Tetapi yang penting kita semua mencoba untuk membuat yang selama ini masih kurang kita perbaiki,” ucapnya.

Saat ini pihaknya memiliki Program Afirmasi, program keberpihakan terhadap kelompok rentan seperti lansia, perempuan, anak, kaum miskin, dan difabel. Dengan program ini, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus selalu mempertimbangkan kelompok tersebut.

Menurut Heroe, saat ini pihaknya tengah mengeksekusi agar setiap OPD di Yogyakarta masuk dalam program tersebut.

Hal ini sebagai komitmen untuk mewujudkan “City for All” atau kota untuk semua, di samping itu mewujudkan konsep manusia sebagai pusat dari aktivitas program dan kegiatan.

Sementara itu ditemui di acara yang sama Setia Adi Purwanta, dari Komite Disabilitas DIY mengatakan bahwa infrastruktur untuk difabel di Yogyakarta saat ini masih jauh dari yang diharapkan.

Hal ini menurutnya karena inklusifisme belum masuk ke dalam ideologi Bhinneka Tunggal Ika. Difabel belum dilhat sebagai salah satu komponen Bhinneka Tunggal Ika, di samping kelompk rentan lain, segala kelompok yang dikenai tindakan intoleransi.

“Kita sudah punya Bhinneka Tunggal Ika. Keaneka ragaman latar belakang manusia inilah yang namanya Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Setia.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    IRADIO 88.7 FM YOGYAKARTA

    IRADIO 88.7 FM YOGYAKARTA

    100% Musik Indonesia, Cinta Musik Indonesia.


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini