Gudeg.net - Candi Kedulan di kawasan Tirtomartani, Kalasan telah usai dipugar candi utamanya Kamis (1/11). Candi yang nama aslinya ‘Parahyangan i Tigaharyyan’ ini direncanakan akan menjadi pusat wisata dan edukasi masyarakat.
Rencananya kompleks Candi Kedulan akan seluas kurang lebih 9 hektar. Zona satu atau zona inti telah diplot seluas 2 hektar. Zona penyangga, di mana kegiatan edukasi dan wisata dapat dilakukan, sebesar 7 hektar. Dalam zona ini dibagi dalam area-area.
“Di area satu atau area penerima, dapat kita gunakan untuk apa saja di situ. Bisa kita jadikan taman bunga, pedestrian, boulevard, atau taman buah agar lebih produktif,” ungkap Ahmad Saifudin Mutaqi, desainer lanskap kompleks Candi kedulan saat seremonial pemasangan Ratna Kemuncak.
Ahmad mengungkapkan, setelah diputuskan Candi Kedulan akan dibuat ‘hidup’, desain harus menyesuaikan dengan konsep itu.
“Ruang-ruang yang diciptakan di sini tentu ruang-ruang yang memiliki penguatan dari sisi bagaimana dia bisa produktif,” lanjutnya. Selain itu, harus dipikirkan juga agar area tersebut dapat dinikmati dengan cara memutar.
Proses diskusi dan menentukan konsep memakan waktu dua tahun, dengan beberapa master plan yang pada akhirnya tidak digunakan.
Ahmad juga menjelaskan problem utama selama ini adalah air. Menurutnya, air sebagai permasalahan jangan sampai dibendung, tetapi harus diikutkan dalam desain.
“Konon cerita, Candi Kedulan ini juga didedikasikan untuk orang-orang yang concern akan pengelolaan air. Jadi konteks air ini menjadi penting,” jelasnya lagi.
Pengembangan lain adalah pemanfaatan eksistensi bangunan-bangunan yang sudah ada. Jadi intervensi yang akan dilakukan di area candi dilakukan seminimal mungkin.
“Saya berharap di area penyangga ini pemerintah dapat mengelola tanpa melakukan pembebasan area. Sehingga masyarakat dilibatkan,” ungkapnya.
Dengan begitu, community based tourism dapat diwujudkan lanjutnya.
Kirim Komentar