Gudeg.net- Meretas Bunyi merupakan tajuk yang diangkat oleh seorang seniman serba bisa Djaduk Ferianto pada gelaran Pameran Tunggal Fotografi perdananya. Pameran Fotografi Meretas Bunyi ini merupakan salahsatu ruang sosial baru bagi Djaduk Ferianto dalam bersosialisasi dan berkarya di dunia fotografi.
“Dengan dunia fotografi saya ingin memperluas jelajah sosial dan terlebih saat bertemu Pinto NH dengan gerombolan penggemar fotografi Gembira Selalu (GS)nya membuat saya lebih ingin memahami dunia ini,” ujar Seniman Djaduk Ferianto dalam sambutannya,(15/12).
Djaduk mengungkapkan bahwa setelah bergabung dengan GS dan berguru pada Pinto NH,sensitivitasnya semakin terasah dan Djaduk menyikapinya sebagai stimulus untuk semakin menekuni dunia fotografi yang tergolong baru baginya.
Setelah menemukan sebuah metode atau pegangan dalam fotografi yang diartikan dengan 'Ngeng' olehnya, yang dapat menciptakan apa saja menjadi lebih bermakna bagi diri sendiri dan alam semesta.
'Ngeng' itu buat saya sebuah istilah saja yang berarti perpaduan antara roso dan pikir. Ibarat itu sebuah bunyi dalam kepala saya yang muncul ketika menemukan sesuatu,” ungkap pentolan grup musik Kuetnika itu.
Pameran Tunggal Fotografi Meretas Bunyi ini dikuratori oleh Doni Maulistya yang merupakan keponakan dari Djaduk Ferianto dan akan berlangsung mulai 15 -23 Desember 2018 di Bentara Budaya Yogyakarta.
“Melalui 83 karya fotografinya seorang Djaduk Ferianto ingin membebaskan pengunjung untuk bertamasya dengan 'Ngeng' nya masing-masing dan tanpa batas imajinasi,” ungkap Kurator yan akrb disapa Maul tersebut.
Secara keseluruhan pameran Meretas Bunyi berisikan karya foto dengan objek tanpa tema atau spesifik. Dari foto human innterest hingga foto panggung yang merupakan asal muasal Djaduk Ferianto saat menjadi seniman musik dan teater.
“Objek di pameran ini banyak dan tidak tertuju pada satu saja dan tinggal bagaimana nanti para penikmat foto saya untuk menemukan 'Ngeng' nya sendiri. Karena setiap ‘Ngeng’ orang berbeda maka saya tidak memberikan judul pada semua karya saya,” jelas anak dari alm. Seniman besar Bagong Kusudiardja itu saat diwawancara.
Pada akhirnya Djaduk Ferianto berharap dengan pameran tunggalnya ini semua orang bisa mendapatkan ‘Ngeng’nya sendiri melalui rasa yang dimiliki. Karena dengan ‘Ngeng’ itu kejujuran dalam karya fotografi bisa menjadi momentum refleksi rasa dan pikir.
Kirim Komentar