Gudeg.net- Bentara Budaya Yogyakarta Kotabaru kembali menggelar sebuah pameran fotografi yang bertajuk 'Warna Warni Kehidupan Sumatra 1947'. Pameran yang diinisiasi oleh Kompas Gramedia ini menampilkan puluhan foto yang merekam kehidupan Sumatera Kecil tempo dulu, Selasa (5/3).
Kurator Bentara Budaya Yogyakarta Hermanu mengungkapkan bahwa setelah terjadi letusan besar Gunung Toba pada masa purba, merubah struktur kehidupan di pulau Sumatera.
“Pulau Andalas atau yang lebih dikenal dengan nama Sumatera akhirnya pulih setelah letusan dahsyat Gunung Toba dan menjadi tujuan migrasi bangsa-bangsa dari sebelah utara atau yang dikenal dengan Indochina. Sebagai contoh suku bangsa Batak adalah tipe proto Malayan,” ungkapnya pada tulisan pengantar pameran.
Pulau Sumatera banyak dihuni oleh berbagai suku selain suku Batak, ada juga suku suku bangsa Aceh, Minangkabau, Palembang, dan Lampung. Setelah itu, masuk berbagai suku bangsa dari seluruh Nusantara ini berbaur dengan penduduk asli Sumatra seperti Bugis, Madura, dan Jawa mereka disebut sebagai bangsa Neo Malayan yang menetap di daerah yang datar atau di daerah pantai di Sumatera.
Selain itu terdapat juga puluhan Kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit, Pagaruyung, Samodra Pasai maupun Batak. Sedangkan pahlawan yang berasal dari Sumatera diantaranya Tuanku Imam Bonjol (Perang Padri), Tengku Umar, Panglima Polim ,Cut Nyak Dien, dan Cik Di Tiro.
Itulah sekelumit cerita tentang Pulau Sumatera atau Andalas yang diangkkat oleh kurator pameran untuk memperkuat deskripsi hasil fotografi yang dipamerkan.
“Sumatraantjes atau Sumatra kecil adalah judul sebuah buku terbitan tahun 1947 yang memuat warna-warni kehidupan di Pulau Sumatra. Buku ini memuat banyak sekali foto-foto yang mencerminkan keseharian orang Sumatra, mulai dari kehidupan transmigrasi masyarakat Jawa hingga monument perang dan kehidupan di Aceh,” tambah Hermanu.
Pameran fotografi yang akan berlangsung hingga 10 Maret 2019 ini lebih menonjolkan foto bertipe hitam putih khas pada jaman dahulu dan dapat membawa para pengunjung untuk masuk lebih dalam ke bingkai foto yang dipamerkan.
Bagus pengunjung mengatakan banyak sisi cerita yang baru bisa kita ketahui dari sebuah foto sebagai bukti sejarah tentang Sumatera.
“Saya baru tau ternyata banyak juga cerita diballik Sumatera yang cukup menyita perhatian seperti buku Nujum yang bertuliskan asli suku Batak, dimana jenis hurufnya saja baru pertama kali saya lihat dan itu unik sebagai penambah kosakata yang ada,” ujarnya saat diwawancara.
Kirim Komentar