Gudeg.net- Sejumlah miniatur perahu layar terpajang melengkapi Pameran Fotografi Perahu Layar di Ruang Galeri Bentara Budaya Yogyakarta, Senin (14/10).
Pameran yang bertajuk Perahu Mayang ini menampilkan puluhan foto dari sejumlah dokumentasi yang berhasil dihimpun oleh Bentara Budaya Yogyakarta (BBY).
Foto yang dipamerkan berasal dari dari sebuah buku yang berjudul Zeevisscherij karangan Dr. PN. Van Kampen tahun 1909 dan buku Het Indische Boek der zee tahun 1912.
Kurator Pameran Perahu Mayang Hermanu mengatakan, nenek moyang bangsa Indonesia merupakan pelaut yang handal.
“Mereka melewati lautan yang sangat luas dengan nyawa taruhannya dan bentuk alat transportasi lautnya masih sangat sederhana berupa rangkaian rakit yang saling bertautan, sehingga muat untuk satu klan, secara bergelombang mereka bermigrasi,” tulisn Hermanu dalam kuratorialnya.
Ia menjelaskan, Nusantara yang merupakan negara kepulauan, jelas mempunyai tradisi transportasi laut sejak zaman dahulu. Sebagai buktinya pada Candi Borobudur terdapat dua buah relief perahu layar yang sangat indah, yang dibuat abad ke-8.
“Berbagai suku yang ada di Nusantara mempunyai jenis perahu layar yang bermacam-macam, dari perahu Pinisi, Mayang, Jukung, Sudu-sudu, dan lain-lainnya,”jelasnya.
Tajuk Perahu Mayang dipilih oleh BBY mewakili kapal layar yang pernah ada di pesisir Pulau Jawa dari Jakarta, Cirebon, Tegal, Rembang hingga Pasuruan.
Pameran yang secara resmi dibuka oeh Romo Sidhunata ini juga menampilkan sejumlah kapal layar yang pernah digunakan para pelaut pada saat mengarui samudera Indonesia diantaranya Sampan Sero Jakarta, Johoran Kerawang, Jukung Indramayu, Bingkung Cirebon, Kolek Pukat Banten, Sekong pasuruan dan lainnya.
“Negara kita ini adalah negara Bahari, negara maritim dan negara kelautan dengan kekayaan laut yang berkualitas serta kuantitas harganya daripada dibandingkan dengan kekayaan yang ada di darat,’ tutur Romo Sindhu.
Romo Sindhu mengungkapkan, Perahu Mayang dan Perahu Bugis awalnya semua dibuat dengan teknik yang sama sekali lain dari kapal kapal besar dan kapal bermotor zaman sekarang. Namun dengan itu kapal-kapal perahu kecil ini nenek moyang kita mengarungi lautan.
Pameran fotografi Perahu Mayang resmi dibuka pada tanggal 12 Oktober dan akan berlangsung hingga 20 Oktober 2019. Pameran terbuka untuk umum dimulai pada pukul 09.00 hingga 21.00 WIB setiap harinya.
Kirim Komentar