Gudeg.net- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan bahwa tsunami yang terjadi di Selat Sunda bukan karena gempa bumi.
“Tsunami yang terjadi di Selat Sunda Jawa Barat diduga merupakan dampak dari adanya longsoran bawah laut pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau ” jelas Sutopo Purwo di Kantor BPBD Kota Yogyakarta,minggu(23/12). Seperti diketahui bahwa Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi sejak bulan Mei hingga saat inI," tambah Sutopo.
Sutopo menuturkan,terjangan tsunami yang terjadi pada sabtu(22/12) pukul 21.27 WIB juga dikarenakan adanya gelombang pasang akibat dari munculnya Bulan Purnama dan tidak ada peringatan tsunami sebelumnya. Daerah yang terkena dampak meliputi pantai barat propinsi Banten,Serang, Pandeglang dan Lampung Selatan.
“Tsunami ini bukan karena adanya gempa bumi,karena bila gempa bumi alat Tsunami Warning System (TWS) di Selat Sunda pasti memberikan sinyal akan datangnya tsunami,” tegas Sutopo.
Sutopo menambahkan bahwa selama ini hanya memiliki alat deteksi tsunami akibat aktifitas tektonik namun belum memliki alat pendeteksi tsunami akibat dari longsoran bawah laut akibat erupsi gunung.
"Kita belum memiliki alat pendeteksi untuk longsoran erupsi gunung bawah laut oleh karena itu kami tidak dapat mendeteksi terjadinya tsunami kemarin karena tidak ada terdeteksi gempa sediiktpun," pungkas Sutopo.
Sampai pukul 13.00 WIB (23/12) data korban dan kerugian tsunami Selat Sunda akibat longsoran bawah laut ini berjumlah 168 jiwa meninggal dunia,745 orang luka-luka,30 hilang,558 unit rumah rusak,9 unit hotel rusak berat,60 warung dan 350 buah kapal rusak berat.
Data tersebut dihimpun oleh BNPD yang berasal dari tiga daerah Kabupaten meliputi Banten,Serang dan Lampung Selatan.
“Data yang saya berikan ini bersifat sementara dan diperkirakan akan terus bertambah sampai seluruh wilayah bencana terdata,”ujarnya.
Adapun daerah yang terdampak parah adalah daerah pemukiman dan tempat wisata di Pantai Tanjung Lesung,Pantai Sumur,Pantai Teluk Lada,Pantai Panimbang dan Pantai Carita.
BNPB sudah berkoordinasi dengan seluruh instansi untuk penanganan bencana tsunami seperti TNI,Polri ,Basarnas,Tagana dan warga sekitar untuk menangani proses evakuasi korban.
Sutopo menghimbau kepada masyarakat untuk menjauhi bibir pantai dan diharapkan tidak ada aktifitas disekitar daerah bencana tsunami.
“Tsunami susulan mungkin saja terjadi oleh karena itu para warga jangan mendekati daerah pinggir pantai sepanjang Selat Sunda hingga pesisir Lampung Selatan,” tegas Sutopo.
Kirim Komentar